Malang, IP – Datangnya sebuah bencana sulit untuk diprediksi. Sehingga adanya alat peringatan bencana perlu dipasang.
Mengantisipasi bencana serta meminimalisir korban dan kerugian bencana hidrometeorogi khususnya banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang memasang EWS (Early Warning System) pada beberapa titik di wilayah Kota Malang.
Kepala Sub Bagian Penyisunan Program BPBD, Rahmat Hartawan menjelaskan, EWS merupakan sistem pendeteksi dini bencana yang bertujuan untuk memberi informasi peringatan kepada masyarakat secepat mungkin.
“Agar masyarakat segera mempersiapkan diri dan mengantisipasi bencana yang akan terjadi. Dengan adanya EWS masyarakat diharapkan bisa siap siaga. Sehingga kerugian materi maupun non materi bisa dihindari dan minimalisir,” terangnya.
Menurutnya, wilayah Kota Malang telah memasang EWS pada enam titik atau lokasi yakni di Jalan Sudimoro; Jalan Danau Ranu Sawojajar; Jalan Ahmad Yani Blimbing (depan Carrefour); di daerah Kali (Sungai) Bareng, Kec. Klojen; Jalan Bukit Barisan; dan di Jalan Candi, Galunggung. Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena selalu menjadi langganan banjir saat musim hujan.
“EWS kami siapkan untuk memantau lokasi tersebut selama 24 jam. Terutama untuk melihat kondisi aliran air sungai. Kebanyakan banjir di Kota Malang terjadi karena meluapnya sungai-sungai kecil. Justru sungai-sungai besar seperti Sungai Berantas jarang menimbulkan banjir, karena tipikalnya dalam,” ungkap pria asal Bima ini.
Disinggung masalah cara kerja EWS, Rahmat menuturkan, setiap EWS dilengkapi dengan CCTV untuk memantau secara visual perkembangan ketinggian permukaan air.
Tugas pemantauan, dilaksanakan oleh petugas operator Pusdalops PB (pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana) yang ada di BPBD Kota Malang.
Saat terjadi genangan air, maka petugas akan menghidupkan sistem peringatan berupa suara sirene dan suara yang menginfokan, telah terjadi genangan air di wilayah yang bersangkutan, sehingga masyarakat diharapkan segera menyelamatkan diri dan menghindari genangan air tersebut.
“EWS sebenarnya ada beberapa pilihan, seperti menggunakan Water Level. Namun pengalaman kami, penggunaan Water Level rentan terjadi kerusakan dan sering mengirimkan False Signal. EWS tiba-tiba berbunyi padahal tidak ada apa-apa sehingga kami lebih memilih menggunakan CCTV yang dipantau langsung oleh petugas BPBD” tambahnya
Diketahui untuk sementara waktu, petugas Pusdalops PB ditempatkan di Ruang Majapahit Balai Kota Malang. Di ruang tersebut telah disediakan kontrolir untuk memantau seluruh CCTV EWS. Sampai saat ini kendala yang ada adalah pada koneksi CCTV. Awalnya pihak BPBD menggunakan koneksi paket data GSM, namun koneksi sering terputus.
Solusi yang sudah dilakukan dan masih proses hingga sekarang adalah mengganti sumber koneksi, yang awalnya menggunakan paket data GSM diubah menggunakan Fiber Optik Internet. (was)