BATU, IP – Mimpi Desa Pendem mempunyai SMP Negeri harus terpendam. Semula di desa ini akan didirikan SMPN 7 Kota Batu. Namun atas dasar jarak, pembangunan sekolah itu akan digeser di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo.
Wakil Wali Kota (Wawali) Batu, Punjul Santoso, menjelaskan bahwa jarak pulang pergi calon siswa dari Tlekung terlalu jauh jika lokasinya di Desa Pendem. Maka dari itu, Punjul memilih lokasi alternatif di Dadaprejo. Selain lokasi yang alternatif, juga agar mempermudah proses pembebasan lahan.
“Semoga dalam waktu dekat ini terwujud, dan semua persyaratan terpenuhi, sehingga pembangunan sekolah baru segera terlaksana. Kita menggunakan lahan milik Kelurahan Dadaprejo saja, lebih mudah prosesnya,” jelas dia.
Dikatakan Punjul, proses pembebasan lahan di Pendem sangat sulit. “Kami terbentur regulasi Permendagri No 1 Tahun 2016 tentang Tanah Kas Desa (TKD) yang tidak boleh berkurang, kecuali untuk kepentingan desa. Jadi itu kendalanya. Semisal jika memang jadi dengan alasan kepentingan pemerintah daerah, kita harus mengganti lahan itu yang sepadan,” papar politisi PDIP itu.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Batu, Eny Rachyuningsih mengatakan, kajian fisibility Badan Perencanaan Pembangunan , Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Batu, sekolah SMPN 7 itu layak dibangun dengan lahan antara 6.000 sampai 7.000 meter persegi. “Yang wajib menjadi perhatian, untuk pembangunan SMP terkait luasan tanah yang dibutuhkan idealnya paling tidak antara enam ribu sampai tujuh ribu meter persegi,” katanya.
Awalnya, rencana pembangunan SMPN 7 di Kecamatan Junrejo mengerucut pada dua desa. Yaitu Desa Pendem dan Desa Tlekung. “Namun, pertimbangan letak geografis untuk memudahkan jangkauan, maka alternatif ketiga memang di Kelurahan Dadaprejo,” pungkasnya. (doi)