Mengapa Muncul Perselingkuhan (Dalam Konteks Islam) Oleh : Dr. Imam Mutasim, M.Pd

0
Dr. Imam Mutasim, M.Pd
Guru SMAN 6 Kota Malang Provinsi Jawa Timur

Perkawinan adalah merupakan tuntutan fitrah manusia, sebagai realisasi langkah awal membina rumah tangga sakinah.
Perkawinan yang dilegitimasi dengan akad nikah pada hakekatnya adalah perjanjian di depan Allah SWT antara sepasang anak manusia yaitu laki-laki dan perempuan untuk membangun rumah tangga yang diridhoi Allah SWT.
Perkembangan science dan teknologi berakibat adanya pergeseran dinamika kehidupan masyarakat Indonesia, banyak sekali berita di media massa memberitakan masalah perselingkuhan dan tidak sedikit yang berakhir dengan perceraian di rumah tangga mereka.
Membaca fenomena tersebut tampaknya agama Islam tidak dijadikan pondasi untuk membangun rumah tangga.
Perselingkuhan dapat diartikan sebagai penyelewengan yang terjadi bila dua orang terlibat hubungan seksual dan emosional sedangkan salah satu diantaranya sudah menikah atau menjalin hubungan dengan orang lain.
Faktor yang mendorong timbulnya perselingkuhan : perselingkuhan untuk menghindari keintiman, banyak lelaki sebagian juga perempuan, tak sanggup menghadapi keintiman yang terlalu besar. Orang kadang-kadang cemas bila terlalu dekat, terlalu akrab dengan pasangannya karena terlalu dekat sehingga membuka peluang merasa sakit dan kecewa jika kehilangan orang yang dicintai karena kematian, perceraian atau jatuh cinta dengan orang lain manapun akan menimbulkan rasa sakit. Semakin dekat hubungan kita makin besar rasa sakitnya, maka orang yang takut keintiman atua menghindari dengan pasangannya dapat dilakukan melalui cara berselingkuh. Keluarnya dari perkawinan yakni mengabaikan keluarganya, kekasihnya tapi baru tersadar bahwa kekasih ini hanya sebuah batu loncatan suatu periode transisi ini biasa terjadi karena perkawinan dalam kondisi buruk sehingga pasangan itu dipakai untuk menemukan sesuatu yang hilang dalam perkawinannya.
Kalau seorang dilukai biasanya seseorang akan membalas luka pada orang yang membuat seseorang tersebut pada posisi korban. Dorongan untuk mencoba dan melukai orang yang telah menghianati dapat menjadi perasaan yang sangat kuat. Orang yang terus menerus membutuhkan pasokan hubungan seksual jelas menikmati variasi seksual tetapi alasannya tentu lebih dari sekedar memenuhi nafsu seks yang tiada habis. Mereka terdorong oleh kebutuhan untuk mengakui atas kebutuhan untuk merasa bahwa sejarah seksualpun ia butuhkan, mereka hendak membuktikan bahwa dirinya jauh lebih menarik dibanding siapapun.
Perselingkuhan mempunyai dampak yang luar biasa bagi wanita dan pria. Sejumlah pasangan masih mengakui mencintai pasangannya yang sah serta memiliki komitmen yang sangat tinggi kepada anak-anak dan ingin mempertahankan perkawinannya selamanya. Mereka merasa perkawinannya bahagia menurut mereka perselingkuhan membuat hidup lebih berwarna, bersemangat, menyenangkan, dan menggairahkan. Mereka merasa hidup lebih hidup kembali dan menganggap perseorangan itu meningkatkan kemampuan dalam merasakan kegembirannya sehingga muncul bahasa prokem atau bahasa sleng yang istilah selingkuh diakronimkan menjadi selingannya indah tetapi keluarganya tetap utuh, artinya : mereka tetap berkomitmen untuk memegang teguh janji perkawinan yang disusun dua pihak tanpa mengindikasikan keretakan rumah tangga. Perkawinan yang rusak juga menyebabkan perselingkuhan seperti lemahnya komunikasi, pertengkaran terus menerus, pembinaan terhadap salah satu pasangan dan tiadanya dukungan, pujian serta penguatan. Waktu terjadinya perselingkuhan. Perbedaan antara harapan dan kenyataan di tahun pertama biasanya disebabkan keduanya tidak dapat mengungkapkna perbedaan secara terbuka, kesulitan seakan tiada henti antara fantasi dan realitas terlalu jauh jaraknya Laki-laki lebih mungkin berselingkuh daripada perempuan tepat setelah atau sebelum bayi dilahirkan karena wanita hamil merasa tidak berada dalam kondisi baik khususnya secara fisik sampai jangka waktu tertentu. Krisis usia pertengahan biasanya bertepatan dengan anak-anak mulai meninggalkan rumah Kepergian mereka lebih banyak waktu kosong untuk mencari pasangan baru. Beban rumah tangga yang berlebihan pun akan menyebabkan perselingkuhan misalnya apabila terjadi kematian anak atua orang tua, beban finansial yang menumpuk, dipecat dari pekerjaan, kebangkrutan bisnis dan penyakit menahun. Selingkuh bisa terjadi setiap waktu dan setiap saat. Menjadi suami dan istri teladan adalah solusi untuk mencegah terjadinya perselingkuhan, suami teladan adalah suami yang memiliki kelebihan dalam masalah kebenaran dan keterusterangan sejak awal ia menjalin hubungan dengan calon istrinya, ia sudah memberitahukan tentang dirinya dengan apa adanya tanpa merahasiakan atau menyembunyikan sesuatu apapun yang biasanya tak disenangi oleh kuam wanita terhadap kaum pria. Memberlakukan istri dengan baik, lemah lembut, dan menghargainya. Sedangkan istri teladan adalah istri yang selalu tampil dengan berdandan rapi dan indah dihadapan suami, taat dan patuh terhadap suami tapi bukan dalam hal maksiat.
Sikap tegas dan kesetiaan tidak kalah penting dalam memberikan solusi. Kaum muslimin sangat membutuhkan sikap dan pendirian yang kokoh serta tindakan yang sangat tegas untuk meluruskan jalan hidupnya dan dalam rangka mengemudikan lajunya kehidupan rumah tangga sehingga mereka mencapai pantai ketentraman dan kebahagiaan. Sikap lemah dan masa bodoh terhadap kaum wanita akan berakibat buruk bahkan akan fatal bagi kehidupan keluarga dan rumah tangga. Kesetiaan yang dicontohkan oleh Rasulullah terhadap istri-istrinya begitu tegas mengungkapkan kesetiaan beliau tanpa sedikitpun ada kepura-puraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News