Melalui Pengmas, Beri Solusi Permasalahan Limbah HORECA

0

Malang, IP – Pertambahan penduduk dan meningkatnya pola konsumsi masyarakat merupakan faktor utama yang menyebabkan laju produksi sampah terus meningkat.

Baca Juga: 

DM Universitas Brawijaya Lakukan Pendampingan Sertifikasi Halal Bagi UKM Pujon

KPDI menjadi Respon Perkembangan Teknologi 

Kariadi, Tokoh Penggerak Konservasi Lingkungan di Tengger

Indonesia, berdasarkan data The Economist Intelligence Unit tahun 2017, merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia dengan setiap individu menyumbang 300 kg sampah. Dengan begitu, limbah pangan merupakan suatu permasalahan sosial yang serius di masyarakat.

Industri HORECA (hotel, resto, dan catering) di Kota Batu, Jawa Timur, berkembang cepat pasca pandemi Covid-19. Hal ini berkorelasi dengan limbah pangan dari sayur dan buah yang dihasilkan semakin berlimpah juga. Jika hal ini tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan timbulnya pencemaran yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Limbah yang berasal dari HORECA dapat digolongkan sebagai limbah domestik atau limbah rumah tangga. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu langkah nyata untuk dapat mengurangi dampak negatif dari limbah tersebut.

Sebelum dibuang atau dimanfaatkan kembali, maka limbah perlu diolah terlebih dahulu. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan limbah yang mudah dan tidak berbiaya besar untuk HORECA kecil, sedang, maupun besar.

Permasalahan yang ada pada pelaku HORECA ini tentulah dapat diberikan solusi dari civitas academica perguruan tinggi. Untuk itu, tim dari Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (FMIPA UB) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (Pengmas).

Tim Pengmas terdiri atas Dr. Arie Srihardyastutie, Prof Aulanni’am, Anna Roosdiana, M. App. Sc., dan Anna Safitri, Ph.D. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dalam bentuk FGD pada masyarakat umum, pelaku pada industri HORECA di Kota Malang dan Kota Batu, juga kepada pengelola kantin di lingkungan Universitas Brawijaya.

“Kegiatan FGD ini bertujuan memberikan pengenalan dan pelatihan kepada peserta tentang pengolahan limbah sayur dan buah menjadi eco enzim, manfaat dan aplikasi eco enzim,” kata Ketua Kegiatan Anna Safitri.

Ia melanjutkan, IPTEKS yang diimplementasikan pada masyarakat adalah metode fermentasi melalui pembuatan eco enzyme dari limbah sayur dan buah pada industri HORECA Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 106

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News