Malang, IP – Dalam rangka meraih akreditasi nasional, Perpustakaan SDN Kauman 1 Malang sedang gencar untuk membangun dan memperbaiki berbagai aspek perpustakaan.
Kepala Perpustakaan SDN Kauman 1 Drs Usman menjelaskan, perpustakaan yang berdiri sejak 2009 ini sempat vakum karena tidak adanya yang bergelut secara khusus untuk mengelola perpustakaan.
“Barulah sekitar 2020 awal Kepala SDN Kauman 1 Malang membentuk tim sekolah. Kami ditugaskan untuk mengelola dan menghidupkan kembali perpustakaan ini dari awal mulai administrasi hingga penataan lokasinya,” jelas Usman.
Baca Juga:
Tokoh Literasi Malang Raya : Pandemi adalah Tantangan Bentuk Inovasi Layanan Perpustakaan
Pada saat proses perolehan akreditasi berlangsung, ada nama perpustakaan yang harus diterangkan.
Setelah menjalankan diskusi, pihak perpustakaan sepakat untuk menggunakan nama Loka Acitya Kauman. Nama ini berarti Taman Ilmu Pengetahuan bagi Warga Kauman sebagai label dan identitas perpustakaannya.
Sementara itu, Wildan Akhsana SPd MPd salah satu pengelola perpustakaan menjelaskan Loka Acitya Kauman harus merintis semuanya dari awal. Mulai pembuatan nomor induk hingga perbaikan fasilitas dan kelengkapan bukunya.
“Selama prosesnya, tim kami sebanyak 11 orang dituntut harus menjalani segalanya dengan cepat selama sekitar tujuh bulan. Kami juga terbantu dengan adanya masa daring sehingga tim di sini bisa lebih leluasa untuk memperbaiki perpustakaan,” jelas Wildan.
Ia melanjutkan, sebagai upaya perbaikan perpustakaan secara bertahap melakukan pembenahan fisik dan mulai menapaki kembali dalam segi non fisiknya.
“Secara fisik kami mempersiapkan perpustakaan ini menjadi perpustakaan yang multiguna dengan adanya fasilitas belajar,” papar Wildan.
Pembenahan itu seperti pojok lesehan, LCD, smart TV, meja kursi, dan juga dilengkapi dengan AC. Tujuannya agar tempat ini bisa bermanfaat untuk anak belajar dengan nyaman.
Kemudian, pihak perpustakaan belum getol untuk membenahi aspek non fisiknya karena masih daring. Tetapi mereka sudah memiliki pandangan untuk akan mengadakan beberapa kegiatan guna memajukan budaya literasi.
Selain perpustakaan di gedung utama, Loka Acitya Kauman juga berusaha untuk membuat para siswa lebih dekat dengan buku. Hal ini pihaknya lakukan melalui adanya pojok baca di setiap kelas.
Dengan itu, pihak sekolah berharap supaya bisa dimanfaatkan untuk menunjang literasi siswa dengan adanya pembiasaan baca bagi siswa.
Saat ditanya mengenai program perpustakaan ketika pembelajaran daring, Usman dan Wildan mengungkap bahwa perpustakaan tetap melayani peminjaman buku bagi anak-anak untuk belajar di rumah.
Tidak hanya itu, tim dari Loka Acitya Kauman juga mengikuti beberapa pelatihan mengenai buku online dan mendapatkan voucher buku. Hasilnya dimanfaatkan bagi para siswa untuk dapat mengakses perpustakaan online di rumah.
Kini perpustakaan memiliki lebih dari 10.000 koleksi buku. Itu sudah mendapatkan Surat Keterangan, namun belum secara resmi terakreditasi.
“Kita belum bisa langsung sempurna, tapi paling tidak kita sudah berupaya dan menata semuanya agar bisa dimanfaatkan,” terang Usman.
Mendatang, pihak Loka Acitya Kauman memiliki serangkaian agenda terkait pengembangan literasi siswa. Mulai dari pekan baca, pekan puisi, ataupun pekan pidato untuk mengolah kemampuan berbahasa anak.
Namun hal ini masih dalam tahap rencana, karena situasi pandemi yang belum memungkinkan.
“Kami berharap nantinya perpustakaan ini segera ada pustakawan untuk membantu pengelolaannya, fasilitas selalu terjaga, dan juga perpustakaan ini bisa terus berjalan dan berkembang,” pungkas Wildan. (sel)