Berjalanlah di muka bumi lihat gunung-gunungnya menjulang tinggi, lautan dalam bermacam ragam isinya tak terduga manusia, betapa Tuhan jadikan alam nan penuh keindahan. Surat di dalam Al Qur’an yang pertama kali diturunkan oleh Allah adalah Surat Al Alaq yakni Iqro’ (bacalah) apa yang harus dibaca yaitu ayat-ayat Allah dan ciptaan Allah yakni alam semesta dan isinya. Artinya kita selain diperintahkan untuk berdzikir juga berfikir yang biasa diistilahkan sekarang selain berimtaq juga beriptek.
Baca Juga:
Menatap Lukisan Budaya Melalui “Bahasa Politik”, Oleh : Dr. Imam Mutasim, M.Pd
Memayu Hayuning Bawana Dalam Pendidikan Moral Pancasila Berkelanjutan, Oleh : Dr. Imam Mutasim, M.Pd
Kata bijak yang sangat terkenal disampaikan oleh Albert Einstein bahwa ilmu tanpa agama adalah buta sedangkan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh. Dengan demikian keterpaduan sangatlah penting. Sains dan teknologi sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia karena dengan perkembangannya pekerjaan manusia bisa menjadi lebih mudah.
Imtaq merupakaan urusan yang sarat dengan nilai, kepercayaan, pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadist. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang lebih dikenal dengan akronim IPTEK merupakan suatu sumber dimana seseorang dapat mengelola dan menggunakan ilmu pengetahuan. Jika terdapat keseimbangan antara Imtaq (Iman dan Taqwa) dengan IPTEK merupakan suatu sumber dimana seseorang dapat mengelola dan menggunakan ilmu pengetahuan. Jika terdapat ketidakseimbangan antara Imtaq (Iman dan Taqwa) dengan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) maka tentulah sumber daya manusia tersebut akan jauh dari harapan yang dapat membangun secara lebih baik, komprehensif, holistik, dan berkelanjutan.
Generasi penerus hendaknya memiliki kapabilitas seimbang dalam hal penguasaan sains ilmu dan praktik keagamaan jika terdapat ketidakseimbangan antara IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Imtaq (iman dan taqwa) ini, tentulah generasi penerus tersebut akan jauh dari harapan yang dapat membangun secara lebih baik, komprehensif, holistik dan berkelanjutan.
Itu sebabnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menegaskan bahwa fungsi pendidikan Indonesia adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka memberdayakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab”.
Dengan demikian fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya potensi dari bangsa dalam IQ (Intelligence Quotients), EQ (Emotional Quotients), SQ (Spritual Quotients). IQ atau kecerdasan intelektual adalah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, belajar, menggagas, menggunakan bahasa dan kemampuan menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. EQ atau kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri, ramah, semangat dan ketakwaan serta kemampuan dalam memotivasi diri sama kesediaan mengendalikan emosi. Sedangkan SQ atau kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat dan Tuhan Sang Pencipta.
Dalam rangka mempersiapkan generasi penerus handal, maka lembaga pendidikan tentunya merancang dengan baik isi kurikulum proses pembelajaran, dan penilaian pengolahan mata ajar serta manajemen pendidikan yang baik.
Dalam sistem pendidikan Islam sangat mengarah kepada pembentukan watak atau akhlakul karimah pada setiap individu. Menurut Omar Muhammad Tommy Al Sabari yang dikutip Muhdar HM pendidikan Islam dimaknai sebagai ikhtiar mengubah tingkah laku setiap individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan bermasyarakatnya dan kehidupan alam sekitarnya. Prinsipnya Imtaq dan IPTEK menjadi kebutuhan pada generasi penerus, selagi berzikir sebagai kami menjaga keimanan dan ketenangan hati juga harus berpikir yang menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu demi masa depannya, termasuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Baca konten lengkap lainnya hanya di Tabloid Inspirasi Pendidikan