Usia Hanya Angka, Intip Perjuangan Mbah Sri Bekerja di Usia Senja

0
Sosok Mbah Sri dan barang dagangannya. (Foto: Miranda/IP)

Malang, IP – Pada umumnya, seseorang yang sudah berusia senja akan sibuk menikmati hidup dengan berkumpul bersama keluarga atau melihat sisi-sisi indahnya dunia. Akan tetapi, hal ini rupanya tidak berlaku bagi Mbah Sri Suwarni atau yang akrab di­sapa Mbah Sri.

Pada usianya yang menginjak le­bih dari 70 tahun, api semangat dalam diri Mbah Sri untuk bekerja masih te­rus bergejolak. Sepertinya, usia hanya ang­ka yang tidak bisa menghentikan semangatnya untuk bekerja.

Baca Juga :

Membatik Demi Jaga Warisan Nenek Moyang

Rahayu: Niat Belajar Itu Ibadah, Menjadi Wisudawan Terbaik Adalah Bonus

Festival Singhasari, Napak Tilas Kerajaan Singosari di Kota Malang

Sehari-hari, Mbah Sri berjualan jajanan pasar seperti cenil, lupis, klepon, dan sate-satean rempelo. Berangkat menggunakan mikrolet, ia menjajakan dagangan dengan berkeliling. Tak jarang juga Mbah Sri mangkal di sekitar Fakultas Kedokteran Universitas Brawi­jaya.

Alasan Mbah Sri tetap bekerja di usia senja karena murni keinginan­nya. Sejak muda, dia sudah terbiasa untuk berjualan. Hal itu bermula ketika Mbah Sri memasuki usia SD. Tetapi karena sesuatu hal, ia tidak bisa melanjutkan pendidikan dan terpaksa berhenti di kelas III.

Saat itu, Mbah Sri ditawari oleh tetangganya untuk menjualkan kue-kue milik tetangganya tersebut. Akhirnya karena berniat membantu orang tua, Mbah Sri pun memulai langkah berdagang saat usia baru 10 tahun.

Awal berjualan, Mbah Sri berkeli­ling di daerah Pasar Besar Malang. Hal ini ia lakukan hingga 55 tahun lama­nya. Sampai suatu saat pasar tersebut kebakaran dan mengharuskan Mbah Sri untuk berjualan keliling di tempat-tempat lain Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News