Malang, IP – DBD (Demam Berdarah Dengue) menjadi penyakit yang wajib diwaspadai saat musim penghujan. Penyakit ini sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak. Jika DBD telat dideteksi dan tidak segera mendapat penanganan yang tepat, maka akan menimbulkan kematian bagi pengidapnya.
Dr. Ahmad Fahrudi Setiawan, S.Kom., MT., dosen Teknik Informatika S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menyampaikan, di Indonesia kasus kematian akibat demam berdarah menempati posisi dua dunia setelah Brasil. Padahal sebenarnya penyakit ini bisa dihindari jika deteksi dini terhadap DPD dapat dilakukan dengan segera.
Baca Juga :
“Jika diketahui dengan cepat dan pasti bahwa anak tersebut mengidap DBD, maka penanganan dan prognosis oleh tenaga kesehatan akan mudah dan lebih baik,” ungkap pria yang akrab disapa Mr. Fah ini.
Namun banyak anak terinfeksi DBD tidak diketahui karena underdiagnosis atau diketahui tapi sudah masuk masa kritis. Persoalan ini terjadi karena biasanya dokter melakukan penegakan diagnosa DPD menggunakan bantuan hitung darah lengkap di laboratorium.
Memang cara itu mudah dan murah, tapi untuk mendapat kepastian harus pada hari ketiga ke atas. Ini justru mengkhawatirkan, mengingat demam keempat bisa jadi pasien sudah mengalami masa kritis yang dapat berujung kematian.
Menurut Mr. Fah, terdapat pemeriksaan demam dengue yang bagus seperti NS1 anti dengue, dan Igm-IgG anti dengue. Namun pemeriksaan ini cukup mahal dan alatnya tidak tersedia di semua layanan kesehatan, sehingga jenis pemeriksaan ini jarang dipakai oleh dokter di Indonesia Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 119