Malang, IP – Bermula dari ketertarikan terhadap literasi dan ingin meningkatkan minat literasi di lingkungan sekitar, lahirlah Komunitas Read Aloud Malang Raya (RAMA). Read Aloud Malang Raya merupakan leburan dari tiga komunitas di wilayah yang berdekatan.
Baca Juga:
Gen Z Butuh Pembelajaran Berbasis Teknologi yang Fleksibel dan Aksesibel
Book Date Readingalam, Membaca sampai Bahas Buku Rekomendasi
Ketiga komunitas tersebut adalah Read Aloud Malang (yang dibuat di Kabupaten Malang), Malang Read Aloud (yang dibuat di Kota Malang), dan Batu Read Aloud (yang dibuat di Kota Batu). Ketiganya dibuat pada awal tahun 2020.
Selanjutnya di tahun 2022, para founder dari ketiga komunitas mengikuti Training of Trainer Read Aloud. Agar bisa lebih berdampak dan kuat dengan kerja sama, akhirnya ketiga komunitas ini pun menjadi satu di tahun 2022.
Noviana Indah TW Ketua Komunitas Read Aloud Malang Raya menuturkan, awal mula terbentuk komunitas ini karena para foundernya sama-sama punya ketertarikan terhadap literasi dan ingin meningkatkan minat literasi di lingkungan sekitar.
Peningkatan literasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Baik itu literasi membaca, menulis, maupun literasi digital sama-sama memegang peranan krusial dalam mengembangkan potensi individu serta mendorong perkembangan sosial dan ekonomi suatu bangsa.
“Melihat keadaan dewasa ini yang menunjukkan minimnya minat baca dan rendahnya tingkat literasi, semakin membuat kami bersemangat untuk mengubah hal ini, terutama dari lingkungan terdekat kami dulu. Kami bersyukur, akhirnya upaya kami bisa semakin luas cakupannya dengan semakin besarnya komunitas RAMA,” ucap Novi.
Komunitas yang berfokus pada peningkatan literasi khususnya di wilayah Malang Raya memiliki tujuan utama untuk bisa menjadi salah satu komunitas yang bisa membantu meningkatkan literasi, khususnya di Malang Raya dan di Indonesia pada umumnya.
Read Aloud Malang Raya selain berfokus untuk peningkatan literasi di lingkungan sekitar, juga berfokus untuk menambah literasi anak-anak usia dini dan juga usia dewasa hingga guru-guru senior.
“Read aloud sebenarnya bisa untuk segala umur, tapi RAMA sendiri memang lebih fokus pada anak usia dini (2 tahun-SD kelas rendah). Untuk pelatihan, kami melatih berbagai usia dewasa, mulai 20-an awal hingga guru-guru senior. Rentang ini harapannya bisa semakin bervariasi, semoga ada kesempatan untuk itu,” ujarnya Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 125