Kab. Malang, IP – Di era digital seperti sekarang, menumbuhkan minat baca pada anak menjadi tantangan besar bagi para orang tua dan pendidik. Gempuran teknologi dan maraknya penggunaan gawai membuat anak lebih tertarik pada konten digital ketimbang buku. Hal ini dikhawatirkan dapat menurunkan tingkat literasi generasi mendatang.
Baca Juga :
SD Aisyiyah Kamila Kembali Raih Juara Umum dalam Ajang Tapak Suci
Miliki Sanggar Rampak Sukma, SDN Dinoyo 03 Konsisten Berprestasi Tari Tradisional
Menumbuhkan Potensi Anak Melalui Stimulasi yang Menyenangkan dan Personal
Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, minat baca anak di Indonesia masih tergolong rendah. Rata-rata anak hanya membaca satu buku dalam satu tahun, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara maju. Padahal, literasi yang baik sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas anak.
Salah satu faktor utama rendahnya minat baca adalah banyaknya hiburan digital yang lebih menarik bagi anak-anak. Konten video, game, dan media sosial sering kali lebih menggoda ketimbang buku yang membutuhkan konsentrasi lebih. Selain itu, kurangnya fasilitas perpustakaan yang menarik dan lingkungan yang kurang mendukung juga menjadi penyebab lemahnya budaya literasi di kalangan anak.
Namun dengan banyaknya tantangan, para pendidik tidak boleh menyerah begitu saja, para pendidik haruslah mampu menemukan cara-cara inovatif untuk bisa menarik perhatian siswanya. Seperti yang dilakukan oleh Afifatulmia Mutaqin, S.E.Sy.,Gr., seorang guru kelas 4 di MIS NU Izzatul Ilmi Plandi 01.
Ia memberikan inovasi tentang cara meningkatkan rasa cinta membaca kepada para siswanya menggunakan notes reward. Notes reward sendiri merupakan sebuah catatan apresiasi dari guru kepada siswanya, setiap siswa yang telah selesai membaca 1 buku kemudian akan mendapatkan notes reward Baca konten lengkap lainnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 138