Pojok Literasi, IP – RBC atau Rumah Baca Cerdas yang dikelola oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kini semakin berkembang dengan inovasi baru. Tak hanya menjadi perpustakaan yang dibuka untuk umum, namun tempat ini juga memiliki coffe shop sendiri.
Suasana kafe yang sunyi dan cozy, juga perpustakaan yang nyaman untuk belajar bisa dimanfaatkan untuk pelajar atau pekerja yang menginginkan suasana baru saat belajar maupun bekerja.
Didirikan sejak tahun 2000-an oleh A. Malik Fajar, mulanya perpustakaan ini hanyalah perpustakaan milik perorangan dengan koleksi pribadi. Lalu pada sekitar tahun 2005, barulah perpustakaan ini dibuka untuk umum.
Baca Juga : Rumah Literasi Candi Panggung, Inisiasi Pecinta Buku Ajak Tetangga Membaca
Hingga saat ini, terhitung ada kurang lebih 12.000 buku yang tersedia di Rumah Baca Cerdas Smart Coffe. Jenis buku-buku tersebut meliputi buku agama, sastra, hukum, sosial, politik, buku anak-anak, dan juga sains.
Tidak hanya berasal dari koleksi pribadi yang tersedia, RBC ini juga menerima sumbangan buku dari berbagai kalangan yang ingin menyumbangkannya. Perpustakaan yang ada di bawah naungan UMM ini memiliki sistem yang sama dengan yang dimiliki oleh kampus.
Terdapat tiga bagian dalam gedung RBC Smart Coffe ini, yang pertama adalah perpustakaan yang dibuka untuk umum, kedua adalah learning space atau space working, dan yang ketiga adalah coffe shop.
Baca Juga : Sabtu Membaca, Lapak Baca Buku Gratis di Taman Slamet
“Untuk space working-nya biasanya kami sewakan. Jadi, setiap minggunya juga kadang ada pertemuan atau seminar-seminar,” ungkap Aldi, Pustakawan RBC Smart Coffe saat ditemui Inspirasi Pendidikan, Selasa (31/5/2022).
Setiap harinya, perpustakaan ini didatangi oleh pengunjung dengan tujuan masing-masing. Kebanyakan dari mereka memanfaatkan suasana perpustakaan yang sunyi untuk mengerjakan tugas atau sekadar meminjam buku dan membacanya di tempat.
Saat ditanya mengenai apakah ada kunjungan khusus dari sekolah ke RBC, Aldi menjelaskan bahwa belum ada kunjungan resmi seperti itu. Namun, banyak sekali siswa SMA atau mahasiswa yang berkunjung untuk memanfaatkan perpustakaan ini.
Baca Juga : GPAN Regional Malang Upayakan Peningkatan Literasi Kota Malang
Selain itu, Aldi juga menjelaskan bahwa pengunjung bisa menggunakan learning space atau space working tersebut secara gratis dengan syarat membeli makanan atau minuman di RBC Coffe Shop.
RBC sendiri memiliki program bulanan berupa seminar atau bedah buku yang rutin dilaksanakan, dan dibagikan di media sosial instagram @rbc.institute. Penambahan cafe di Rumah Baca Cerdas ini memiliki tujuan untuk memenuhi keinginan pengunjung yang datang agar bisa bersantai dan lain-lain. Namun, pengunjung juga harus menyadari dan menjaga tempat agar tetap bersih dan nyaman. Sehingga buku-buku yang dibaca juga tidak kotor atau pun rusak.
“Di sini memang tidak semua buku bisa dipinjamkan, seperti dokumen penting atau buku-buku langka itu tidak bisa,” tambah Aldi. Banyak koleksi buku di Rumah Baca Cerdas yang merupakan buku terbitan pertama. Aldi mengatakan bahwa terdapat buku yang dicetak pada saat Indonesia merdeka. Hal ini juga yang menjadi keunikan tersendiri yang dimiliki Rumah Baca Cerdas.
Baca Juga : Perkembangan Teknologi yang Tidak Diimbangi Literasi Digital Menimbulkan Hoax
Untuk sekarang, beberapa buku koleksi RBC masih dalam proses pemrograman ulang sehingga belum semua buku selesai. Hal ini mungkin menjadi sedikit kendala bagi pengunjung yang akan datang.
Tim pustakawan RBC berharap, agar RBC atau Rumah Baca Cerdas semakin dikenal banyak orang dan memberikan manfaat bagi orang lain. Selain itu juga bisa mengenalkan lebih banyak buku ke cakupan yang lebih luas lagi. Pengunjung yang ingin berkunjung ke RBC pun tidak dipungut biaya apa pun, karena memang sejatinya tujuan dari didirikannya RBC ini adalah ingin memberikan manfaat bagi banyak orang melalui literasi. (tan)