Rifai: Semoga Ada Kolaborasi Indah antara Sekolah dan TPQ
Inspirasi Pendidikan – Setiap organisasi maupun komunitas memiliki tantangan dan kekurangan masing-masing dalam melakukan setiap aktifitas dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Walau demikian, tak banyak organisasi yang mampu merubah tantangan serta kekurangan menjadi hal positif dan membuat organisasi menjadi alebih kuat, kokoh, kompak dan militan. Hal ini kiranya yang juga dirasakan oleh Forum Komunikasi Pendidikan Al-Qur’an (FKPQ) Kecamatan Ngajum.
Keberadaan TPQ sering dianggap sebelah mata oleh banyak orang. Hal tersebut diyakini terjadi karena belum adanya kesadaran akan pentingnya peran TPQ dalam mengajarkan keilmuan agama dan membentuk karakter anak. Kondisi tersebut bertambah miris saat munculnya peraturan tentang penerapan Full Day School (FDS) di sekolah-sekolah. Hal ini berimbas secara otomatis pada anak-anak yang awalnya rutin mengaji di TPQ.
Namun, hal diatas tak menyurutkan semangat Moch. Rifai, S.PdI bersama 10 pengurus FKPQ Kecamatan Ngajum dalam usahanya memberdayakan para penggerak TPQ disana. Berdasar cerita dari Rifai, Ketua FKPQ Kecamatan Ngajum, perjuangan gigih para guru TPQ di berbagai pelosok desa disana.
“Semangat para guru disini perlu mendapat apresiasi. Ada beberapa guru TPQ disini yang sampai membagi gubuknya sebagai ruang mengaji bagi anak-anak”, tutur pria asli Sidoarjo itu.
Berkaitan dengan hal tersebut, FKPQ Kecamatan Ngajum menginisiasi beberapa langkah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas guru TPQ. Demikian ini dibenarkan oleh Rifai saat ditemui di sela-sela kegiatan kirab TPQ di Lapangan Ngajum, Minggu (15/10/2017).
“Kita ada pertemuan rutin dalam hal pemberdayaan Al-Qur’an bagi guru-guru TPQ kerjasama dengan FKPQ Kabupaten Malang”, pungkasnya.
Masih Rifai, ia juga menjelaskan selain pemberdayaan di atas, FKPQ juga menjalin kerjasama dengan Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang untuk beasiswa kuliah bagi guru-guru TPQ. “Saat ini sudah 10 orang yang telah mendapat beasiswa dan kuliah disana”, jelas pria yang juga berprofesi sebagai guru di MI Miftahul Huda, Kepanjen itu.
“Dengan terus meninngkatkan kapasitas guru, kita ingin para guru TPQ dapat menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman”, imbuhnya.
Di Kecamatan Ngajum terdapat kurang lebih 85 TPQ. Banyak diantaranya yang menggratiskan biaya mengaji demi menarik antusias orang tua dalam mengajikan anaknya. Walau demikian, yang terjadi saat ini malah sebaliknya. Hampir seluruh TPQ mengalami penurunan jumlah santri-santrinya. Dengan ini, perlu adanya kerjasama antar berbagai pihak demi membangun TPQ secara bersama seperti yang disampaikan oleh pengurus FKPQ Kecamatan Ngajum.
“Kita berharap masyarakat ikut merasakan dan ikut memiliki TPQ. Todak hanya membangun secara fisik saja, tetapi juga mengajikan anak-anaknya di TPQ-TPQ yang ada disini” harap Rifai.
Akhirnya, ia juga berharap adanya kolaborasi yang indah antara pendidikan formal dan non-formal, antara sekolah dan TPQ. (cha)
Penulis: Chandra Editor: Chandra Publish: Ipin