Kab Malang, IP- Gemuruh keramaian siswa terdengar di halaman Wisata Edukasi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (28/2/2020).
Mereka bersaing dalam lomba di ajang Jambore Sampah ke III yang diadakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang. Jambore Sampah merupakan agenda rutin yang diadakan DLH setiap satu tahun sekali guna menjaring ketertarikan pelajar SMP/MTs/ SMA/MA/SMK di Kabupaten Malang, terutama dalam bidang pemberdayaan danpengelolaan sampah.
Jambore Sampah ini dilaksanakan dalam rangka rangkaian kegiatan “Sebulan Peduli Sampah” dari DLH guna memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari. Pada kegiatan ini, DLH Kabupaten Malang melibatkan Ngalam Waste Bank sebagai panitia Dalam gelaran yang melibatkan generasi muda ini dibagi dalam 5 kategori,
yaitu siswa SMP, MA/SMK, Perguruan Tingi, komunitas dan pemuda karang taruna dengan jumlah peserta 209 orang.
Pada jambore ini parapeserta diajak untuk berdiskusi, diperkenalkan beberapa organisasi pengelolaan sampah, dan tanya jawab tentang sampah. “Saat malam hari ada gelaran wayang wolakwalik oleh Ki Jum Kepanjen , pemutaran film tentang sampah, dan pertukulan talent show dari peserta,” tutur Lusiani Ferelia Halim
ST, M.Ling, Ketua Pelaksana Sebulan Peduli Sampah. Pada jambore ini, lanjut Lusi, peserta diajak untuk shopping knowledge yang dibagi dalam 9 pos ilmu pengelolaan sampah seperti pos biopori, komposter, bank sampah, TPS3R, eco break, budidaya magot, pemberdayaan masyarakat, dan pos TPA. Para peserta diberikan kesempatan untuk belajar pengetahuan mengelola sampah dengan belanja ilmu yang telah disediakan. Setelah itu mereka diberikan kesempatan memaparkan hasil shoping knowledge dan para peserta sangat amtusias mengikuti jambore sampah yang dikemas secara menarik, fun, dengan
tetap memgedepankan prinsip pengurangan sampah. Dalam penyelenggaraan kegiatan
ini sangat minim sampah, khususnya sampah plastik Pada akhir kegiatan dipilih 10 orang peserta terbaik yang nantinya akan diajak berkompetisi lagi. Nantinya akan dipilih 3 peserta terbaik untuk dikirim mengikuti
jambore sampah nasional.
Lusiani berharap kegiatan jambore sampah ini mampu menumbuhkan generasi muda untuk peduli sampah dan mendorong mereka menjadi agen perubahan bagi masyarakat dalam megatasi persoalan sampah yang ada. (mis)