Buah Manis Cita-cita Ayah

0

Biodata

Nama :
Uswatun Hasanah
TTL :
Banyuwangi, 18 Agustus 1975
Status :
Guru ASN Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.
Rumah :
Desa Gambiran Banyuwangi

“Gimana bu, sudah baca pengumumannya?” Pak Nurhadi bertanya sambil menyodorkan secarik kertas folio yang kusut.
Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala. Aku berdiri seraya meraih kertas folio itu. Tak seperti biasanya Pak Nurhadi yang merupakan TU di madrasahku itu pagi-pagi sudah memberiku informasi.
Dengan penuh rasa penasaran, aku baca pelan seraya duduk kembali ke tempat duduk yang berada di baris kedua ruang guru. Suasana yang masih lumayan sepi membuatku dapat berkonsentrasi pada apa yang aku baca. Ternyata itu adalah informasi penting. Informasi yang banyak ditunggu oleh para guru sukwan. Aku termasuk di dalamnya. Informasi itu adalah informasi tentang formasi seleksi penerimaan calon pegawai negeri tahun 2004. Dengan konsentrasi tingkat dewa, pandanganku tertuju fokus pada poin demi poin.
“Ini dia, aku punya kesempatan.” Aku menemukan formasi yang sesuai dengan ijazah yang aku punya. Bahkan dua formasi sekaligus. Aku yang memiliki ijazah D2 dan juga S1. Dalam pengumuman itu tertera masing-masing kualifikasi dibutuhkan 10 orang.
Saking fokusnya aku, tanpa aku sadari kepala madrasah sejak lama memperhatikan aku. Aku telah selesai membaca dan meletakkan kertas pengumuman itu. Aku bermaksud segera masuk kelas, sebelum akhirnya aku dapati kepala madrasah tersenyum kepadaku.
“Seneng ya bisa daftar CPNS?” dia berseloroh seakan tahu apa yang aku rasakan.
Aku menjawabnya hanya dengan senyuman tersipu. Aku malu merasa ketangkap basah membaca pengumuman itu. Aku pun segera meninggalkan ruang guru dan menuju ke kelas X. Kebetulan hari itu saatnya aku mengajarkan Geografi.
Perasaan senang telah sangat memenuhi segenap ruang di dadaku seharian itu. Aku begitu menggebu-gebu menerangkan materi relief dasar laut.
“Bu, gambarnya bagus deh,” celetuk salah seorang murid dari pojok timur.
“Huuuu… .,” sorak murid yang lain.
Suasana kelas menjadi riuh. Tak berapa lama kemudian jam pelajaran telah habis. Aku pun segera mengakhiri pelajaran dan berpamitan. Kebetulan hari itu aku hanya kebagian masuk kelas 4 jam pertemuan.
Jadi begitu habis jam pertama aku bergegas pulang. Aku membawa pengumuman tadi. Sesampainya di rumah aku tunjukkan kepada orang tuaku.
“Yo gek disiapne ijazahe, bapak mung iso dungakne.” Bapak aku lihat wajahnya berseri-seri. Aku tahu betul memang dia-lah yang menjadi motivasi utama bagiku untuk mengikuti tes CPNS ini mengingat tidak setiap tahun ada kesempatan seperti ini.
Dengan berbekal keridhoan dan doa restu dari kedua orang tuaku inilah aku persiapkan segala persyaratan mengikuti pendaftaran CPNS.
Mulai dari mencari SKCK di Polsek sampai ke Polres aku jalani. Dengan berbagai konsekuensi harus aku hadapi. Aku harus rela meninggalkan anakku yang saat itu masih berusia kurang dari satu tahun dan belum aku sapih.
Siang yang panas dengan sinar matahari terik mencapai 39 derajat. Ditambah lagi suasana bulan puasa. Aku harus mengantre di halaman Polres demi mendapatkan SKCK. Berdesakan dengan puluhan bahkan ratusan orang dalam satu tempat.
Semua memiliki tujuan yang sama. Ternyata dengan antrean yang panjang itu menyebabkan pengurusan SKCK tak bisa selesai satu hari. Barulah pada hari berikutnya SKCK bisa aku dapatkan. Begitu pula pendaftaran di kantor Departemen Agama sama-sama antre. Di sana pun juga tak cukup satu hari. Alhasil aku akhirnya mendapatkan kartu tes yang menurut jadwal akan dilaksanakan dua minggu kemudian di MAN Banyuwangi.
Menurut informasi kualifikasi D2 yang dibutuhkan 10 orang, tapi yang mendaftar 52 orang. Dibanding dengan formasi yang lain, kualifikasi D2 paling sedikit pendaftarnya.
Tes pun sudah selesai aku lalui. Tinggal menghitung hari menunggu saatnya pengumuman hasilnya.
Tes bulan September dan Desember diumumkan. Rasanya begitu lama.
Namun harapan itu tak sia-sia. Dalam pengumuman hasil seleksi CPNS kali ini, namaku benar-benar tertera. Meskipun pada urutan 10 dari 10 orang yang diterima, bisa membayar lunas cita-cita orang tuaku setelah tujuh kali aku ikut daftar seleksi CPNS.
Ini adalah kado terindah untuk orang tua yang telah membiayai pendidikanku selama ini. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News