Jika dibandingkan dengan batch pertama dan kedua, program Relawan Pajak batch 3 ini memiliki tantangan yang lebih besar. Karena dalam batch 3 ini berbarengan dengan adanya pandemi Covid-19, yang berdampak pada sulitnya pelaksanaan edukasi atau pun sosialisasi.
“Ini tantangan terberat bagi Relawan Pajak kami. Apalagi menghadapi dan mengajak pada masyarakat wajib pajak itu sadar akan kewajibannya. Tentunya butuh strategi-strategi yang berbeda untuk melakukan asistensi dan sosialisasi,” papar Nur Diana.
Menurutnya, pajak telah menjadi primadona pemasukan di Indonesia.
Sementara itu di masa pandemi, hampir semua sektor justru mengalami keterpurukan. Hal ini yang kemudian menjadi tantangan, tentang menanamkan kesadaran kepada WP, agar tetap bisa membayar pajak di tengah keterpurukan.
“Pemerintah sudah memberikan kemudahan dengan adanya insentif.
Tetapi, kenyataannya mereka juga diharapkan tetap membayar pajak yang didukung dengan adanya insentif dari pemerintah,” jelas Diana.
Tantangan lainnya berkaitan dengan proses pembekalan kepada WP.
Pada batch-batch sebelumnya, pembekalan dilaksanakan secara luring, membuat hal-hal yang masih belum dipahami oleh relawan bisa dikomunikasikan dengan pemateri atau instruktur.
Namun, saat pandemic seperti sekarang, pembekalan banyak dilaksanakan secara daring, membuat proses pembekalan sering kali terhambat. (was)