Malang, IP – Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Putri (PPSP) Al Ishlahiyah, berlokasi di Jl. Galunggung VII No.2, Gading Kasri, Kec. Klojen, Kota Malang. Dalam membentuk para santri di bidang agama, pihak pesantren mewajibkan santri paham tentang ilmu Qawa’id. Qawa’id adalah ilmu yang berhubungan dengan tata bahasa Arab.
Menurut Khuzaimah, pengurus Pesantren Salafiyah Putri Al Ishlahiyah, ilmu Qawa’id diwajibkan kepada para santri agar santri paham dan bisa Bahasa Arab, terutama dalam hal membaca kitab kuning. Sebagaimana diketahui kitab kuning tidak memiliki harakat sehingga ilmu Qawa’id menjadi penting untuk dipelajari oleh setiap santri.
“Ilmu Qawa’id menjadi syarat agar santri bisa Bahasa Arab dan membaca kitab kuning. Intinya untuk mempermudah pemahaman tentang nahwu dan sharaf-nya. Karena itu santri harus paham ilmu qawa’id,” tambah Khuzaimah.
Wanita yang akrab dipanggil Uzy ini melanjutkan, dengan berbekal ilmu tersebut santri diharapkan mudah dalam melaksanakan muhafadhoh (menghafal) kitab kuning Imriti yang rutin dilaksanakan satu minggu sekali. Dalam kegiatan muhafadhoh rutin ini, santri juga akan memperoleh manfaat.”Manfaat muhafadhoh adalah santri telah melaksanakan kewajiban dalam memahami kitab kuning. Karena kegiatan ini juga bersangkutan dengan Madin (Madrasah Diniyah), ketika ada pembelajaran tentang nahwu sharaf santri menjadi lebih mudah paham,” papar Uzy
Dirinya melanjutkan dalam pelaksanaan hafalan kitab kuning. Santri akan dikumpulkan dalam satu ruangan. Kemudian santri akan menadzomkan Kitab Kuning secara bersamaan. Setelah itu santri diwajibkan setor hafalan satu persatu, dimana per Minggunya tiap santri diwajibkan hafal minimal empat nadzom (bait) Kitab Kuning.
“Misalnya minggu ini santri hafal empat nadzom, minggu selanjutnya santri harus hafal delapan nadzom. Jadi empat hafalan lama, dan empat hafalan baru, sampai nadzom ke-20. Untuk nadzom ke-21 nanti boleh kembali hafalan empat lagi nadzom lagi. Jadi diulang-ulang agar tidak lupa,” beber Uzy.
Uzy menekankan bahwa program atau kegiatan tersebut wajib diikuti oleh setiap santri. Jika santri tidak mengikuti, maka santri akan mendapat hukuman dalam bentuk menulis nadzom yang sedang dihafalkan sebanyak tiga sampai 4 lembar. (was)