Selain Bantu Kelola Sampah, Lima Aplikasi Ini Juga Bisa Hasilkan Uang

0
Kelola sampah dengan aplikasi

Permasalahan sampah di Indonesia hingga saat ini masih belum terpecahkan. Pada dasarnya, sampah berasal hasil dari aktivitas manusia. Baik aktivitas berskala besar seperti industri, hingga berskala kecil contohnya rumah tangga.

Sayangnya, masyarakat masih banyak yang belum mengetahui cara memilah atau mengolah sampah dengan baik. Melihat masalah tersebut, kini muncul berbagai macam aplikasi yang dapat membantu masyarakat dalam mengelola sampah dari rumah.

Selain menguntungkan bagi lingkungan, berbagai aplikasi ternyata juga bisa menghasilkan uang. Berikut beberapa ulasan aplikasi pengelola sampah yang dirangkum Inspirasi Pendidikan dari brilio.net:

MountTPS

Salah satu aplikasi yang dapat digunakan mengelola sampah rumah secara mandiri tanpa harus membuang ke TPA ialah MountTPS. MountTPS adalah sistem aplikasi digital yang menyediakan cara pengelolaan sampah dari rumah untuk dikelola secara terbuka, tanggung jawab, serta berkelanjutan.

Pelayanan MountTPS saat ini beroperasi di wilayah Jabodetabek. Aplikasi ini diluncurkan oleh salah seorang sarjana IPB, yang menjadi usaha rintisan aplikasi daur ulang sampah.

Baca Juga: Cara Belajar Bahasa Inggris dengan Mudah dan Menyenangkan

Yang menarik, meski Mountrash meminta biaya aplikasi di awal namun saldo akan kembali dan bisa bertambah sesuai dengan sampah yang dikirimkan.

Octopus

Hamish Daud telah meluncurkan aplikasi pengolah sampah di Indonesia yang diberi nama Octopus. Aplikasi ini memberikan edukasi pengolahan sampah-sampah tertentu, contohnya popok bekas dan kaca.

Aplikasi octopus sudah beroperasi di beberapa wilayah Indonesia antara lain Kota Makasar, Denpasar, Bali, dan beberapa wilayah Jawa Barat yaitu Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.

Aplikasi ini bertujuan untuk mengubah pola hidup konsumen yang abai dan lalai terhadap sampah yang mereka hasilkan. Dengan aplikasi ini, para konsumen dapat terstimulus untuk peduli terhadap sampah yang mereka hasilkan.

Nantinya sampah tersebut dapat diubah menjadi poin yang berbeda dari setiap jenis sampahnya. Poin yang diperoleh nanti dapat ditukar dengan voucher belanja.

Plasticpay

Tidak hanya perseorangan yang meluncurkan aplikasi pengolah sampah. Namun terdapat gerakan sosial atau platform digital yang  juga meluncurkan aplikasi pengolah sampah. Tujuannya untuk  menarik masyarakat agar dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang berguna. Aplikasi tersebut diberi nama Plasticpay, yang saat ini beroperasi di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga: Lima Kiat Merawat Tanaman Hias di Rumah

Cara kerja aplikasi ini ialah sampah yang dimiliki dapat ditukarkan dengan poin. Yang nantinya sampah-sampah tersebut akan di daur ulang menjadi butiran, Recycle Polyester Staple Fiber, benang serta kain. Bahan-bahan tersebut akan digunakan kembali untuk dijadikan bantal, boneka, tempat tidur, hingga furnitur.

Waste4Change

Waste4Change bekerja sama dengan perusahaan yang sudah menerapkan konsep Extended Producer Responbilitr (EPR), serta berkomitmen dalam mendaur ulang produk hingga kemasan yang digunakan.

Waste4Change ialah layanan penyedia pengolah sampah anorganik yang bertujuan memudahkan konsumen untuk ikut andil mendaur ulang sampah yang mereka hasilkan. Hingga saat ini Waste4Change telah tersedia di wilayah Bekasi dan Sidoarjo.

eRecycle

Cara kerja aplikasi ini ialah pengolahan sampah diawali dengan pengumpulan sampah rumah tangga terlebih dahulu, namun sampah harus dudah dipilah. Setelah terkumpul dan dipilah kemudian akan diambil oleh petugas e-Recycle dan dibawa ke tempat pengolahan.

Sampah yang telah dipilah dengan benar memiliki nilai jual, dimana sampah plastik dihargai 4.000 sampai 6.000 setiap kilogramnya. Hasil uangnya akan diberikan baik secara tunai maupun transfer kepada penyetor sampah. Pelayanan e-Recycle kini dijadikan sebagai pilot project yang sudah beroperasi di 14 titik gerai Hero Group di wilayah Jabodetabek.Baca berita terlengkap di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News