Malang Halal sebagai Center of Halal Tourism, Bukan Halal City

0
Wali Kota Malang Sutiaji ungkap Malang Halal bukan Halal City, tapi Center of Halal Tourism. (Foto: Ist)

Malang, IP – Potensi pengembangan wisata halal telah dicanangkan sejak 2018. Ini didasarkan atas data prediksi peningkatan wisata oleh Global Muslim Travel Index. Dalam data tersebut menyebutkan, bahwa wisata halal di dunia mencapai 158 juta wisatawan dengan nilai ekonomi sebesar 220 miliar dolar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji mengungkapkan nantinya akan ada pengembangan destinasi wisata halal, event wisata halal, dan kerja sama demi mencapai standar halal di hotel.

Selain itu, juga ada pengembangan destinasi kuliner halal, penguatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata halal, dan juga promosi paket wisata halal. Keenam konsep ini, ia sampaikan sebagai upaya mewujudkan Kota Malang menjadi Center of Halal Tourism.

Baca Juga : Dukung Halal Tourism, Mahasiswa Polinema Bentuk Detektor Kandungan Babi

Sutiaji mengaku, Kota Malang juga akan membentuk strategi pengembangan halal tourism seperti yang telah diterapkan di Jepang, Korea, dan beberapa negara lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia kemudian membantah isu yang beredar di sosial media. Isu mengenai konsep Malang Halal yang dikaitkan dengan halal city. Sutiaji menegaskan bahwa Malang Halal bukan merupakan penerapan dari syariat agama tertentu.

“Malang halal maknanya adalah Center of Halal Tourism. Jadi sama sekali jangan dibuat diksi kalau Malang halal itu Malang syarí. Salah besar,” jelasnya di Balai Kota Malang, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga : Kerajinan Keramik Dinoyo, Kerajinan Khas Kota Malang

“Di RPJMD kami di misi ketiganya adalah mewujudkan kota yang toleran dalam keberagaman,” sambungnya.

Sutiaji mengakui bahwa di era digital saat ini, komunikasi dan kerukunan menjadi tantangan serius. Sebabnya, ia bersama Forkopimda Kota Malang secara baik menjaga komunikasi dan kerukunan.

Hal ini juga dia lakukan untuk menjamin, bahwa Kota Malang senantiasa menghargai keberagaman yang dinilai menjadi kekayaan, keunikan, serta modal tumbuh kembang. Oleh karena itu, orang nomor satu di Malang itu mengingatkan masyarakat di Kota Malang dan di seluruh Indonesia agar tidak terpancing oleh pihak-pihak yang menggiring opini bahwa Malang Halal mengarah pada isu SARA.

Baca Juga : Taman Bunga Merjosari Menambah Ruang Terbuka Hijau Kota Malang

“Tidak mungkin Malang ini akan dibuat konotasinya di daerah lain yang menerapkan syariat agama tertentu saja. Malang ini miniatur Indonesia, selama ini kondusif dan kami hidup berdampingan dengan enak. Jangan sampai ini ditafsirkan lain,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News