Malang, IP – Kayutangan Heritage yang dicanangkan sebagai kawasan ngabuburit oleh Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto hingga Jumat (8/4/2022), belum membuahkan kejelasan.
Berdasarkan wacana yang disampaikan, Kayutangan Heritage dirancang sebagai kawasan ngabuburit dengan rekayasa adanya pasar takjil dan pertunjukan musik yang diadakan oleh Disporapar Kota Malang.
Kegiatan tersebut rencananya dilaksanakan di sepanjang Jalan Basuki Rahmat. Mulai dari perempatan BCA hingga Telkom pada hari Sabtu dan Minggu pukul 15.30-18.00 selama bulan Ramadhan.
Baca juga : Gadis Berambut Panjang di Taman Kota Karya: Budi, Utomo M.Pd.*
Ketua Pokdarwis Kayutangan Heritage Mila Kurniawati menerangkan, dalam rapat koordinasi dengan beberapa UPD termasuk Dinas Perhubungan, Kapolresta, dan Satpol PP, memang Kayutangan Heritage dipilih sebagai tempat ngabuburit.
Rencananya, juga sebagai lokasi pasar takjil. Namun, hal itu kurang disetujui oleh Kelompok Sadar Wisata Kayutangan Heritage. Dengan mempertimbangkan adanya SE Wali Kota Malang Nomor 18 Tahun 2022 mengenai pelarangan berjualan takjil di badan jalan, Pokdarwis sepakat untuk tidak mengadakan pasar takjil.
“Selain itu, kami juga takut mindset pedagang dan masyarakat mengenai perdagangan di badan jalan koridor Kayutangan ini akan selalu dibawa dan koridor Kayutangan malah dijadikan tempat berdagang seterusnya,” terang Mila.
Baca juga : Berumur 108 Tahun, Berikut Sejarah Penamaan Kota Malang
Selanjutnya, pembenahan Kayutangan dengan lampu dan kursi pada dasarnya memang untuk kongkow. Jika dikaitkan dengan kegiatan ngabuburit Kayutangan, pengunjung dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menikmati pertunjukan musik dengan duduk santai.
Kemudian jika ingin berburu takjil, pengunjung bisa masuk ke Kampung Heritage yang memang banyak warga berjualan di depan rumahnya.
Mila kemudian menyarankan, agar sesekali pertunjukan musik sebagai kegiatan ngabuburit bisa diadakan di satu titik di dalam kampung. Tujuannya, agar para pengunjung tidak hanya menikmati koridor Kayutangan, tetapi juga Kampung Heritagenya.
“Karena Kampung Heritage ini memiliki konsep susur kampung, paling tidak harapannya pengunjung bisa mengenal bahwa tempat wisatanya tidak hanya ada di koridor, melainkan juga di dalam kampung,” ungkap Mila.
Konsep tersebut sekaligus sebagai sarana agar usaha para pedagang lokal bisa dilirik oleh para pengunjung.Terlebih hasil rapat terakhir pada Selasa (5/4/2021), sebenarnya penutupan keseluruhan badan jalan tidak diperlukan karena memang tidak ada pasar takjil.
Baca juga : HUT 108 Kota Malang, Pemkot Fokus Pemantapan Industri Kreatif
“Tidak perlu menutup semua badan jalan. Pengunjung yang ngabuburit juga tidak banyak, jadi kita alihkan untuk pertunjukan musik digelar di sisi barat jalan agar di sisi timur jalan masih bisa dilintasi oleh masyarakat pengendara,” jelas Mila.
Selain itu, tak sedikit cafe dan hotel yang ada di Kayutangan. Jadi jika keseluruhan akses jalan ditutup maka dapat mengganggu pergerakan dari pengunjung cafe dan hotel hingga ojek online yang akan menjemput penumpang atau pick-up makanan di sekitar Kayutangan.
Sebagai penutup, Mila menuturkan bahwa mendatang mungkin akan berbeda lagi keputusannya, mengingat kegiatan ini juga masih dalam proses pengembangan dan pertimbangan semua pihak. (Sel).