SD Negeri 4 Wonokerto Bantur Jadi Juara Seni Tari FLS2N tingkat Kabupaten

0
Narto Kepala SDN 4 Bantur, bersama guru termasuk Ninik Pembina Tari dan siswa foto bersama usai mendapat Juara 1 Cabang Tari FLS2N tingkat Kabupaten. (Foto: Ist/IP).

Kab Malang, IP – Beberapa waktu lalu, tiga siswi SD Negeri 4 Wonokerto Bantur Kabupaten Malang berhasil tampil menjadi salah satu juara di perhelatan FLS2N tingkat Kabupaten Malang. Ketiga siswi itu yakni Amelia Cah­yaning Lendi, Zahiro Nadhlifah dan Aisyah Cindy Pratama yang mampu menjadi Juara 1 Cabang Seni Tari FLS2N Kabupaten Malang.

Kepala SDN 4 Wonokerto Bantur Narto SPd mengaku bersyukur atas perolehan prestasi tersebut. Ia pun berharap, agar prestasi yang sudah dida­pat dapat terus dikembangkan.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan prestasi anak-anak ini dapat terus dikembangkan pada bidang ekstrakurikuler-nya, terutama pada bidang tari,” kata Narto.

Untuk mendukung prestasi, kini pihaknya tengah berupaya mem-perba­nyak jenis ekstrakurikuler. Tidak hanya tari, namun juga pada bidang lainnya. Baik seni maupun olahra­ga.

“Nanti dalam menempuh ke tingkat provinsi, kami juga akan berusaha semaksimal mungkin dalam melatih, terutama dari pembinanya,” imbuh Narto.

Sementara itu, pembina tari SDN 4 Wonokerto Bantur Ninik Hariyani SPd mengatakan, saat proses seleksi di tingkat kecamatan, untuk musik belum berupa garapan, sehingga musik yang digunakan masih meminjam dari sanggar.

Tiga siswi SDN 4 Wonokerto Bantur berpose menari. (Foto: Ist/IP).

Sedangkan untuk gerakan tari, ia membuat sendiri. Baru pada tahap berikutnya, musik dan juga gerakan tari harus benar-benar karya orisinal.

“Gerakan asli bukan ambil dari Youtube, ataupun yang lain. Musiknya juga khusus ada yang membuatkan sendiri. Jadi hasil kolaborasi antara penggarap musik sama pembuat karya tari,” imbuhnya.

Dari tahap awal hingga tingkat Kabupaten Malang, Ninik menuturkan membutuhkan persiapan hingga satu bulan setengah. Seusai pulang sekolah, ketiga siswanya selalu menyempatkan diri untuk latihan. Bahkan tidak jarang, latihan bisa sampai malam hari.

Ia mengaku sempat ingin mengundurkan diri, sebab latihan dan persiapan terasa lelah dan banyak menguras tenaga. Tetapi berkat dukungan pelatih, kepala sekolah, guru dan orang tua Ninik mengurungkan niat untuk mundur dan terus maju hingga akhirnya berhasil mengharumkan nama sekolah.

“Dukungan dan motivasi dari guru, orang tua, kepala sekolah sangat besar,” ujarnya.
Ninik lantas berharap, capaian ini bisa memotivasi siswa untuk terus menciptakan prestasi-prestasi baru. Baik bagi siswa yang memperoleh juara, maupun bagi siswa lainnya.
“Prestasi bisa dibuat contoh bagi siswa lain, karena dengan usaha yang sedemikian rupa, tidak hanya menjadi sekadar usaha. Tapi sebuah proses itu yang penting,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News