Kab Malang, IP – Dibalik prestasi seseorang, pasti terdapat orang lain yang juga turut berjasa memberi motivasi maupun dukungan. Seperti halnya prestasi dari tiga siswi SD Negeri 4 Wonokerto Bantur, Kabupaten Malang beberapa waktu lalu. Dibalik kesuksesan mendapat prestasi di FLS2N Cabang Tari tingkat Kabupaten, terdapat sosok guru yang telah berjasa membimbing dan membina mereka.
Ia adalah Ninik Hariyani SPd, sosok guru sekaligus pembina tari bagi peserta didik di SDN 4 Wonokerto Bantur. Atas perjuangan panjang membina siswa, Ninik berhasil mengantarkan tiga siswanya meraih prestasi di ajang FLS2N. Ninik mengaku, awalnya siswa tidak mengetahui basic menari. Ini karena kegiatan di luar jam pelajaran mesti vakum karena pandemi.
“Ekstrakurikuler sudah lama tidak dilaksanakan, sehingga kita harus mulai dari nol lagi,” tegasnya. Meski demikian, ia terus berproses bersama siswa-siswinya. Sebab Ninik yakin, sebuah proses tidak akan mengkhianati hasil. Walaupun sebenarnya, untuk keterampilan dalam menari masih sangat terbatas.
“Saya hanya sekadar bisa, belajarnya juga otodidak. Memang waktu kecil pernah ikut sanggar, jadi gerakan tari itu kadang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Ninik memang menjadikan bidang tari sebagai hobi yang berupaya disalurkan kepada peserta didik melalui ekstrakurikuler. Selama proses ini, ia tidak pernah menjadikannya sebagai beban. Sebab semua itu didasarkan atas rasa senang.
“Sama-sama belajar bersama anak-anak, sehingga akan terkemas menjadi sebuah tarian,” imbuhnya. Akan tetapi, terkadang Ninik mesti mengalami beberapa kendala saat membentuk olah tubuh siswa jenjang SD. Terlebih gerakan tari, sering kali harus disesuaikan dengan syarat kompetisi.
“Kesulitannya saat mengolah tubuh anak-anak supaya bisa menampilkan dan mempraktikkan sebuah gerakan yang diinginkan, ini mesti dibentuk mulai dari awal,” tuturnya.
Baca Juga : Lestarikan Budaya Lokal Melalui Lomba Permainan Tradisional
“Dari olah tubuh, kalau olah tubuh sudah terbentuk, lalu beranjak ke gerakan anak-anak, kemudian penjiwaan dalam menyajikan tari sesuai tema,” sambung Ninik. Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, menurutnya harus telaten dan senantiasa memberi motivasi kepada siswa, salah satunya dengan memberi reward.
Pemberian reward bisa dalam bentuk sertifikat. Harapannya dapat memudahkan siswa untuk memilih sekolah yang mereka inginkan di jenjang selanjutnya.
“Dengan bukti prestasi itu, orang tua juga pasti bangga kalau anaknya punya prestasi dari sekolah,” imbuh Guru Tidak Tetap (GTT) yang sudah tujuh tahun mengabdi untuk dunia pendidikan ini.
Baca Juga : Ini Kunci Sanggar Tari Sriwedari Adaptasi Selama Pandemi
Walau kini statusnya masih GTT, ia tetap bangga karena masih bisa berperan dalam mengantarkan siswa didiknya memperoleh prestasi. Terlebih mengajarkan dan menularkan berbagai ilmu baru kepada siswa sudah menjadi kesenangan tersendiri untuknya.
“Mengajar itu seperti hobi yang terbayarkan, dan banyak keberkahan, sehingga terus utamakan anak-anak, beri motivasi, harus telaten dalam membimbing dan mendampingi anak-anak belajar, memperhatikan kedisiplinan,” paparnya.
Kepada Inspirasi Pendidikan, wanita asli Kecamatan Bantur ini menekankan, bahwa menjadi guru itu berasal dari hati nurani. Sehingga mendidik siswa tidak cukup hanya sebatas materi, namun yang terpenting adalah membentuk karakter.
“Karakter anak-anak yang sopan santun, disiplin, terlebih anak-anak sekarang sudah jamannya milenial, unggah-ungguhnya makin tergerus,” pungkasnya.