Namun tak mengira, keseharian Wahyu tidak hanya dihabiskan untuk menuntut ilmu di sekolah. Selain harus belajar dan rutin mengikuti bimbingan belajar (bimbel) Olimpiade dari guru, ia juga rutin membantu sang ayah menjadi seorang petugas kebersihan.
Tiap hari minggu, sejak pagi sampai sore, ia turut berkeliling bersama sang ayah mengambil sampah di tempatnya tinggal. Meski demikian, Wahyu mengaku tak pernah sedikit pun malu atau bahkan minder dengan teman atau orang-orang sekitar.
“Enggak malu, karena itu ayah saya, saya mikirnya sudah kewajiban anak membantu orang tua, terus ketika ayah kesulitan dan kerja keras, masa saya harus senang-senang atau berdiam diri saja di rumah,” jelas Wahyu.
Sementara itu, Kepala SMA Nasional Malang Soni Syarifuddin SPd menuturkan bahwa Wahyu Mangun adalah anak yang rendah hati. Meski dia merupakan siswa SMA Nasional Malang yang berprestasi, namun dalam kehidupan sehari-hari Wahyu tetap bekerja membantu orang tua.
“Rendah hati adalah kata yang paling pantas untuk dia. Ananda Wahyu Mangun Kusuma merupakan siswa SMA Nasional Malang yang berprestasi. Namun banyaknya prestasi yang dia raih, dalam kehidupan, dia bekerja membantu orang tuanya menjadi petugas kebersihan di kampung,” ujarnya.
Soni menilai, tidak semua anak dapat menjadi seperti siswanya tersebut. Sebab itu Soni yakin, mendatang Wahyu Mangun Kusuma dapat menjadi orang yang sukses dan menjadi orang penting untuk masyarakat sekitar Baca berita selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan
