Kab Malang, IP – Titan, sapaan Akrab Titan Agung Bagus Fawwazi, pesepak bola kelahiran Kabupaten Malang. Sejak di bangku kelas III Sekolah Dasar, ia telah menekuni olahraga ini dengan mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB). Sekarang, Titan fokus di permainan profesional dan tergabung dalam Bhayangkara FC.
Baca Juga :
Tim Proliga Sambang Smanas, Bakar Semangat Atlet Voli
Ilyas, Atlet Bulu Tangkis Tuli Kepakkan Sayap di Kancah Internasional
Sebagai pesepak bola Bhayangkara FC, Titan tak hanya aktif dalam latihan fisik namun ia harus membagi tugasnya sebagai anggota Polri.
“Harus pintar membagi waktu, kalau waktunya bertanding, ya bertanding. Harus profesional, sesuai tugas dan tanggung jawabnya,” ungkap Titan kepada Inspirasi Pendidikan.
Pria kelahiran 5 Juli 2001 tersebut memulai karier di sepak bola ketika masih duduk di bangku sekolah menengah atas, ia mengaku sering izin tidak masuk sekolah hanya untuk ikut latihan bersama Arema FC.
Ketekunan dalam berlatih berhasil menembus ke Skuad Arema FC pada musim 2020. Sebelum ada momen tersebut, penampilan baik di Elite Pro Academy membantunya promosi ke tim senior Arema FC pada musim 2019.
“Terkadang jika kembali diingat, menjadi momen yang tak terlupakan,” ucapnya.
Titan di Level Tim Nasional
Berawal dari kontribusi apiknya bersama Bhayangkara FC, ia dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas U-22 Indonesia. Tak dipungkiri, Titan masih tetap harus mengikuti tahap seleksi untuk tergabung pada event SEA Games 2023 di Kamboja lalu.
“Terdapat berbagai tahap seleksi, untuk seleksi tahap pertama butuh waktu sekitar dua minggu,” tuturnya.
Berkat kerja kerasnya, Titan tergabung dan mampu ikut mengantarkan Timnas U-22 Indonesia ke Final SEA Games 2023 dengan mencetak dua gol di ajang tersebut. Ia sukses membobol gawang Myanmar dan Kamboja.
Capaian itu tak menjadikan ia merasa cukup, Titan ingin lebih banyak berkontribusi dengan mengukirkan berbagai prestasi gemilang
Karier dan Pendidikan Harus Seimbang
Titan sempat berkuliah di salah satu Universitas yang ada di Malang, namun tak sempat ia lanjutkan lantaran belum bisa membagi waktu. Kali ini, ia ingin melanjutkan pendidikannya kembali. Dorongan kuliah ini bukan dari orang tuanya, melainkan dorongan dari diri sendiri.
“Untuk saat ini masih di tahap pendaftaran kuliah,” ujarnya. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan
