Begini Strategi SDN Pesanggrahan 1 Bentuk Perilaku Cinta Lingkungan

0
Siswa-siswi SDN Pesanggrahan 1 Kota Batu membersihkan lingkungan tiap hari Jumat dalam kegiatan Jumat Bersih.

BATU, IP – Sebagai sekolah yang pernah mendapat penghargaan Adiwiyata, SDN Pesanggrahan 1 Kota Batu hingga kini terus berupaya membiasakan siswa agar punya perilaku cinta lingkungan.

Sebab, menjadi Sekolah Adiwiyata tidak hanya sekadar membuat lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat. Lebih dari itu, menjadi Sekolah Adiwiyata artinya juga turut membentuk karakter sadar lingkungan bagi siswa sejak dini.

Kepala SDN Pesanggrahan 1 Kota Batu Eni Wahyuningsih SPd menyampaikan, strategi penanaman karakter cinta lingkungan dilakukan dengan membentuk sosok guru teladan di hadapan para siswa.

Artinya, sebelum membentuk karakter cinta lingkungan bagi siswa, maka guru harus punya karakter cinta lingkungan terlebih dahulu. Ketika ini dilakukan, guru akan menjadi suri teladan yang perilakunya bisa ditiru oleh siswa.

“Guru kami bentuk sebagai artis yang memberi suri teladan bagi anak-anak. Misal kita mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, maka bapak/ibu gurunya harus memberi contoh terlebih dulu,” ujar Eni.

Dalam hal ini guru tidak hanya berbicara atau hanya mengarahkan siswa. Melainkan, guru harus langsung melakukan tindakan yang mencerminkan cinta lingkungan bersama siswa-siswinya.

“Jadi kita langsung action, memberi contoh, sehingga anak-anak bisa berpikir, maka pada akhirnya sedikit demi sedikit pembiasaan bisa kita tanamkan ke anak-anak, ini pun tidak mudah dan butuh waktu yang lama,” ucapnya.

Selain Teladan Guru, Pembiasaan Lewat Operasi Semut

Selain memberi teladan lewat sosok guru, pembiasaan perilaku cinta lingkungan selanjutnya dilakukan lewat operasi semut. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari setelah jam istirahat selesai.

Baca Juga: 

Jaga Keamanan Pangan, Sekolah Ini Punya B-Best hingga Detektif

Tari Tradisional Jadi Upaya Lestarikan Warisan Budaya

KB TK Laboratorium UM, Sekolah Inklusi Ramah ABK

Dalam operasi semut, siswa diarahkan untuk melihat lingkungan sekitar. Ketika mereka melihat sampah, harus langsung dipungut dan dibuang ke dalam tempat yang sudah disediakan.

“Namanya operasi semut, karena yang siswa pungut itu sampah-sampah kecil yang tidak kelihatan, misal daun kering dan plastik kecil-kecil,” tegas Eni kepada Inspirasi Pendidikan.

Dalam upaya pembiasaan ini, pihaknya juga menggaungkan program Jumat Bersih. Program ini turut melibatkan seluruh warga sekolah. Baik itu siswa, guru, pedagang kantin, hingga para orang tua.

Kemudian agar pembiasaan-pembiasaan tetap konsisten, Eni mengaku, pihaknya selalu mengingatkan siswa akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Bukan hanya di sekolah, melainkan juga Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News