Malang, IP – Jika tidak dikelola dengan baik, limbah minyak sisa penggorengan bisa menimbulkan masalah terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Sebab itu, limbah minyak perlu untuk diolah menjadi barang yang siap guna dan bernilai jual.
Limbah minyak sisa penggorengan, juga turut menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat Kampung Sanan yang terkenal dengan kampung industri kripik tempe.
Sebagai solusi jawaban atas masalah tersebut, civitas academica Universitas Negeri Malang (UM) membekali masyarakat Kampung Sanan dengan keterampilan mengolah limbah minyak sisa penggorengan.
Baca Juga :
Hias Tote Bag Manfaatkan Limbah Tak Terpakai
Implementasi Zero Waste, Mahasiswa UM Ubah Limbah Belotong Tebu jadi Kit Media Tanam
Oleh civitas UM, pembekalan dilaksanakan melalui pelatihan pembuatan scented candle (lilin aroma terapi) dari limbah minyak sisa penggorengan tempe pada Minggu (2/7/2023) lalu.
Mereka mengajarkan cara mengolah limbah minyak menjadi bahan baku pembuatan scented candle yang berkualitas tinggi. Scented candle yang dihasilkan dari limbah minyak sisa penggorengan ini memiliki aroma yang menyegarkan dan ramah lingkungan.
Tak berhenti sampai di situ, para sivitas UM juga memberikan informasi tentang pemasaran produk dan cara meningkatkan kualitas produk guna meningkatkan penjualan.
Dosen FMIPA UM Hendra Susanto SPd MKes PhD menerangkan, ia bersama mahasiswa yang terlibat sebelumnya sudah melakukan riset dan uji coba terkait inovasi pembuatan scented candle dari limbah sisa penggorengan tempe di Kampung Sanan.
“Ternyata hasilnya memuaskan dan layak untuk disebar luaskan serta diajarkan kepada masyarakat Kampung Sanan untuk membantu mereka mengatasi masalah limbah dan memberikan ilmu baru tentang pengolahan scented candle,” imbuh pria yang juga ketua penelitian ini Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan