Kawi Segar: Fokus Bentuk Karakter Positif Siswa Serta Pacu Guru Lebih Aktif dan Adaptif

0
Kepala Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang, Hadi Sutikno (tengah memakai blangkon) memamerkan karya hasil program Kawi Segar. (Foto: Wahyu Setiawan/IP)

Kab Malang, IP – Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Wonosari mengembangkan inovasi bernama Kawi Segar (Kawasan Inovasi Sekolah, Guru Aktif dan Responsif). Melalui inovasi ini, guru, siswa, maupun sekolah di Korwil Wonosari diharapkan tergerak menciptakan karya-karya yang unik, menarik, dan bermanfaat untuk pendidikan.

Baca Juga: 

 

Jurtiksa, Kelompok Pers Siswa di SMPN 1 Wonosari

Berkali-kali Jatuh, Guru SMKN Wonosari Ini Terus Bangkitkan Bisnis Hingga Hasilkan Omzet Miliaran

Lewati Banyak Proses & Tantangan, SDN Pesanggrahan 01 Capai Sekolah Adiwiyata Provinsi

Program Kawi Segar memiliki tiga dimensi utama dalam pelaksanaannya. Dimensi pertama berfokus pada pembentukan karakter positif siswa. Sekolah-sekolah di Kecamatan Wonosari menerapkan program dan pendidikan berbudaya melalui pembiasaan positif yang konsisten dan mengintegrasikan unsur budaya lokal, nasional, dan global ke dalam proses pembelajaran.

“Antara lain lewat penerapan budaya positif, gerakan literasi sekolah, kegiatan ekstrakurikuler sehingga peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai berbudaya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kepala Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang, Hadi Sutikno S.Pd M.M.

Dimensi kedua berkaitan dengan implementasi Kurikulum Merdeka. Program ini bertujuan mengembangkan potensi dan kreativitas siswa, mendorong inovasi, dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan globalisasi di masa depan. Fokusnya adalah meningkatkan soft skill siswa sambil tetap berpegang pada nilai-nilai ketimuran yang selaras dengan Pancasila.

Dimensi ketiga menekankan sistem pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan siswa. Pendekatan ini mencakup pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan diferensiasi pembelajaran, pengembangan bakat dan minat, serta pembentukan karakter secara menyeluruh. Pelaksanaannya melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak dalam lingkup pendidikan.

Hadi menjelaskan, program Kawi Segar bisa memacu guru untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Terlebih implementasi Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya memiliki perbedaan, dimana transfer ilmu dalam Kurikulum Merdeka berpusat pada kebutuhan siswa.

“Guru yang aktif artinya guru yang bisa membuat media pembelajaran yang menarik, mendesain pembelajaran yang menyenangkan, dan sebagainya,” tuturnya.

Di satu sisi, Kawi Segar memacu guru untuk bersikap responsif dalam menangkap perubahan zaman dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Namun ini tetap mengacu pada koridor sila-sila dalam Pancasila yang sejalan dengan tujuan akhir Kurikulum Merdeka, yakni membentuk Profil Pelajar Pancasila.

Hadi berharap, inovasi Kawi Segar dapat menjadi sarana melaksanakan Kurikulum Merdeka secara utuh bagi sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Wonosari. Dengan begitu siswa dapat bermain dan belajar dengan media-media yang mereka senangi Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 129

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News