Manfaatkan Daun Kering, Guru SMPN 30 Malang Bikin Inovasi Briket Ramah Lingkungan

0
Didampingi Supriyadi (paling kiri), siswa mengolah bahan-bahan brikomek. (Foto: Wahyu Setiawan/IP)

Malang, IP – Banyaknya sampah daun kering di SMPN 30 Kota Malang mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Supriyadi. Guru IPA sekaligus Koordinator Adiwiyata SMPN 30 Kota Malang ini membuat inovasi brikomek (briket kompos ekonomi) dengan bahan dasar daun kering yang sudah diolah terlebih dulu menjadi kompos.

Baca Juga: 

 

Siswa-siswi My Little Island School Belajar Sulap Plastik jadi Gantungan Kunci

Stop Kriminalisasi! Guru Ajak Orang Tua Saling Dukung dalam Mendisiplinkan Siswa

Supriyadi mengatakan, kehadiran brikomek berbasis screw press ini bertujuan sebagai wahana pembelajaran serta sebagai solusi yang berkaitan dengan kondisi sampah di tempatnya mengajar. Mengingat sebelumnya, sampah daun kering yang terkumpul hanya dibakar, selain tidak bermanfaat, proses pembakaran juga menimbulkan polusi udara.

“Sebenarnya di sini banyak daun-daun kering, hampir setiap saat musim kemarau, daun-daun kering kalau dikumpulkan bisa tiga sampai empat kantong plastik besar,” ucapnya.

Ia pun kemudian tergerak untuk mengatasi permasalahan sampah organik ini dengan membuat produk ramah lingkungan berupa briket. Tak langsung berhasil, proses pembuatan brikomek ini harus mengalami sejumlah kegagalan. Karena awalnya ia hanya memanfaatkan 100% kompos daun kering sebagai bahan utama.

Baru setelah berbagai percobaan dan pengujian, Supriyadi dan tim akhirnya berhasil menemukan formulasi yang tepat. Yakni 45% kompos, arang tempurung 30%, arang sekam 20%, dan 5% tepung tapioka yang berfungsi sebagai perekat.

Sebelum digunakan, kompos dan arang harus diayak terlebih dulu sampai halus. Setelah halus, kompos, arang tempurung kelapa, dan arang sekam dicampur menjadi satu. Sementara, tepung tapioka dilarutkan terlebih dulu dengan menggunakan air. Setelahnya, semua bahan dicampur sampai membentuk formula brikomek berwarna hitam.

Formula brikomek ini lalu dicetak berbentuk tabung kecil menggunakan alat pres khusus. Menariknya, alat pres yang digunakan adalah hasil kreativitas Supriyadi yang juga tercipta dari daur ulang barang-barang bekas tak terpakai, yakni dari garpu rangka sepeda ontel dan pipa air Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 133

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News