Malang, IP – Empat orang siswa yang tergabung dalam tim Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1 Kota Malang menginovasikan biji trembesi sebagai bahan alternatif atau bahan pengganti biji kopi. Keempat siswa tersebut adalah Lintang Vian Mijaya, Faza Putra Anugrah, Venezia Andriyana, dan Dianisa Aqila Rahmadany.
Baca Juga :
Inovasi Literasi: Relawan RBA Wujudkan Otomasi Layanan Ruang Baca
Berani Bicara di Depan Publik, Indi Marta Juara Voice Over Nasional
Menjadikan biji trembesi sebagai bahan alternatif biji kopi merupakan inovasi yang unik dan masih belum banyak dikembangkan. Ide ini berawal dari lingkungan sekolah SMAN 1 Kota Malang yang banyak dijatuhi oleh buah trembesi. Buah yang jatuh ini sering terinjak dan menyebabkan lantai sekolah kotor dan lengket. Akhirnya, salah satu guru biologi, Dewi Endah Sari, M.Pd., atas arahan kepala sekolah terpikirkan untuk mengolah biji ini dan mulai mengarahkan siswa.
Proses pengolahan biji trembesi menjadi alternatif biji kopi tidaklah sebentar. Biji trembesi harus diolah sama seperti biji kopi. Pertama biji ini dikeringkan terlebih dahulu. Namun karena kulit biji trembesi memiliki karakteristik lebih keras dan kaku daripada biji kopi, membuat proses ini memakan lebih banyak waktu dan cukup melatih kesabaran.
Setelah dikeringkan, biji akan disangrai hingga kulitnya terkelupas sendiri. Selanjutnya biji akan dipisahkan dari kulitnya. Setelah terpisah, biji trembesi akan disangrai kembali sampai kecokelatan dan terakhir ditumbuk hingga menjadi serbuk. Serbuk ini merupakan hasil final biji trembesi yang dapat menjadi alternatif biji kopi yang diberi nama “Treminovators” Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 134