Malang, IP – Di tengah cepatnya transformasi pendidikan global, pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam mulai menarik perhatian banyak praktisi pendidikan di Indonesia. Konsep ini menawarkan perubahan paradigma dari sekadar “mengajar untuk mengingat” menjadi “belajar untuk memahami”.
Baca Juga :
Mengenal Deep Learning Sebagai Pendekatan Belajar
Berbeda dengan model pembelajaran biasa atau pembelajaran permukaan (surface learning) yang masih banyak dijumpai di sekolah-sekolah Indonesia. Deep learning memungkinkan anak-anak untuk menyerap pengetahuan lebih utuh dan sekaligus mempraktikkannya dalam konteks yang relevan.
Mengingat surface learning hanya berfokus pada penyampaian informasi oleh guru dan penguasaan materi oleh siswa. Evaluasi keberhasilan dilihat dari nilai ujian dan kemampuan menghafal. Begitu pula pada teknik pembelajaran, guru menekankan ceramah dan mewajibkan anak-anak mengerjakan serangkaian tugas tertulis saja.
Sebagaimana yang diungkapkan Rizqi Zhairisma, S.Pd.Gr., guru bahasa Inggris SMPIT Insan Permata Malang dan juga seorang guru penggerak. Menurutnya, dulu anak hanya diberikan bacaan, kemudian siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bahan bacaan tersebut.
“Namun sekarang anak-anak bisa kita ajak untuk mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitar sekolah, mendiskusikan solusinya, membuat inovasi untuk menyelesaikan masalah lingkungan, dan sebagainya. Mereka melakukan lebih banyak aksi,” terangnya Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 141
Total Kunjungan: 112