Sarasehan Pondok Pesantren se-Kabupaten Malang, Rektor UNISMA Jelaskan Posisi Pesantren di Era Kompetisi

0
Prof. Maskuri Bakri
Prof. Maskuri Bakri

Prof. Maskuri Bakri: Jika Tidak Bisa Bersaing, Maka akan Ditindas dan Digilas oleh Zaman

Inspirasi Pendidikan – Rektor Universitas Islam Malang (UNISMA), Prof. Dr. Maskuri Bakri, MA., turut serta dalam kegiatan Sarasehan dan Orasi Kepesantrenan yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI-NU) Kabupaten Malang di Ponpes Annur III Murah Banyu, Bululawang, Kabupaten Malang, Sabtu (14/10/2017). Ia hadir sebagai pembicara utama dalam Orasi Kepesantrenan. Dalam kesempatan itu, Prof. Maskuri memberikan orasinya seputar pesantren kepada seluruh peserta yang didominasi oleh perwakilan pondok pesantren se-Kabupaten Malang itu.

Dihadapan para peserta dan tamu undangan yang hadir, Prof. Maskuri mengingatkan tentang berdirinya pondok-pondok pesantren yang dulu ikut didirikan dan didukung oleh masyarakat yang bukan siapa-siapa. Ia menegaskan jika saat ini pesantren dan madrasah tidak dijaga, maka kita ini termasuk orang yang dholim semuanya. Kemudian, pria yang juga sebagai penasehat RMI-NU Kabupaten Malang ini menghimbau pesantren-pesantren saat ini harus bisa terus berkarya, menghasilkan hal-hal baru dan jangan malah rebutan hal-hal yang berbau pragmatis. Maskuri pun meminjam istilah dari dr. Umar Usman, Ketua PCNU Kabupaten Malang.

“Kalau lembaga ini ingin maju maka jangan rebutan ini kegiatan siapa tapi siapa mau berkarya untuk menciptakan berbagai kegiatan”, tutur Rektor UNISMA saat menirukan ucapan dr. Umar.

Pesantren memiliki peran yang penting dalam segala hal. Hari ini, pesantren selayaknya tidak hanya fokus pada urusan-urusan ubudiyah saja tetapi juga kesejahteraan santri-santrinya. Kemudian, Maskuri memaparkan hasil riset tentang pesantren yang pernah ia lakukan kepada seluruh peserta kegiatan, para kyai, ustad, ustadzah, para tokoh dan santri yang ikut mendengarkan orasinya.

“Riset yang pernah saya lakukan pada tahun 2005, pondok pesantren di Malang ini ada 438 dan tidak kurang dari 78 ribu santri lebih. Dengan jumlah santri sebanyak itu, lantas siapa yang ngopeni jika bukan pesantren”, jelas pria yang rutin mendampingi kegiatan-kegiatan warga nahdliyin itu.

Selanjutnya, dengan adanya berbagai produk yang dilaunching oleh PC RMI-NU Kabupaten Malang seperti NUTrend, NUKlin dan NUDiva, harus dipandang sebagai peluang baru untuk mengembangkan pondok pesantren. Pondok-pondok pesantren dapat bekerja sama dan memanfaatkannya sebagai sumber perekonomian baru di pesantren. Prof. Maskuri mengingatkan bahwa era sekarang adalah era kompetisi.

“Hari ini adalah zaman kompetisi. Jika tidak bisa bersaing maka akan ditindas dan digilas oleh zaman. Pesantren perlu membuka diri. Kreatifitas yang ada ini jangan malah dipasung tetapi perlu didorong untuk kebesaran pondok pesantren itu sendiri”, himbaunya.

Sebagai salah satu penasehat dari lembaga persatuan pondok pesantren NU di Kabupaten Malang itu, Prof. Maskuri Bakri mengingatkan para pengurus pondok pesantren untuk bersama-sama merubah konotasi negatif ponpes menjadi hal-hal yang positif. Berkaitan dengan hal tersebut, menurutnya peran kyai sebagai aktor pembangunan yang disegani masyarakat sangat penting dalam setiap perubahan. Dalam orasi penutupnya ia juga berharap pondok pesantren terus melakukan perubahan lebih baik seterusnya.

“Tugas kita adalah membangun kebudayaan dan peradaban melalui pondok pesantren. Pondok pesantren tangannya harus selalu di atas jangan senang tangan di bawah”, harapnya.
Prof. Maskuri Bakri menekankan, pemberdayaan ekonomi harus dilakukan. Jika ekonomi sudah didapat maka pembangunan manusia akan mengikuti dengan sendirinya. (cha)

Penulis: Chandra
Editor: Chandra
Publish: Ipin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News