
Siapa yang belum pernah mendengar Tabula Rogeriana? Jika anda belum, maka anda telah melewatkan sebuah maha karya paling berpengaruh dalam sejarah perkembangan peta dunia.
Tabula Rogeriana atau Kitab Rudjdjar (secara harfiah berarti “Kitab Roger” dalam bahasa Arab) merupakan peta dunia yang digambar oleh pakar geografi Arab, Muhammad al-Idrisi pada tahun 1154.
Mengutip historyofinformation, al-Idrisi menghabiskan waktu selama 18 tahun di istana Raja Norman Roger II dari Sisilia di Palermo untuk menyusun peta tersebut.
Baca Juga :
Burung Dodo yang Kini Jadi Ikon Kepunahan
Di ceritakan, peta ini memang dikerjakan oleh al-Idrisi atas permintaan Raja Roger II yang terkenal sebagai penguasa yang tertarik dengan ilmu pengetahuan dan budaya. Ia meminta al-Idrisi membuat peta lengkap dan akurat sebagai hiasan dan warisan bagi kerajaannya.
Tabula Rogeriana yang ditulis menggunakan bahasa Arab menampilkan daratan Eurasia secara keseluruhan dan sebagian kecil benua Afrika bagian utara. Peta ini memiliki detail dan tingkat akurasi yang tinggi pada zamannya.
Mengikuti tradisi peta Arab, Tabula Rogeriana berorientasi pada arah utara yang semestinya ada di bawah. Berbeda dengan peta Eropa yang biasanya berorientasi pada arah Timur yang seharusnya berada di atas mengikuti tradisi peta Yunani dan Romawi.
Menariknya, peta ini juga dilengkapi dengan buku petunjuk yang menjelaskan bahwa iklim di dunia dibagi menjadi tujuh serta deskripsi mengenai sejarah dan budaya di berbagai wilayahnya.
Dalam karya ini, al-Idrisi juga menampilkan rute perdagangan, deskripsi geografi seperti danau, sungai, dataran tinggi, dan pegunungan. Maka tak heran jika Tabula Rogeriana menjadi peta paling akurat selama tiga abad setelahnya.
Maha Karya disusun Berdasarkan Hampir 20 Tahun Penelitian dan Perjalanan
Maha karya tersebut disusun berdasarkan penelitian dan perjalanan Al-Idrisi selama hampir 20 tahun. Dalam penyusunan Tabula Rogeriana, ia menggunakan berbagai sumber informasi. Mulai dari catatan perjalanan, pengukuran astronomi, hingga wawancara dengan pelaut dan pedagang Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 118