Pandemi, Bisnis Buku Bekas Pasar Wilis Kembang Kempis

0
Ilustrasi kondisi Pasar Buku Wilis di tengah pandemi Covid-19, kian sepi dari pengunjung. (Foto: Vranola/IP).Daerah (RKPD) Kabupaten Malang tahun 2023. (Foto: Vranola/IP).

Malang, IP – Buku bekas kini tak lagi menjadi pilihan alternatif masyarakat untuk mencari bahan bacaan. Ini membuat bisnis buku bekas berada di ujung masanya. Seperti Pasar Buku Wilis, satu-satunya pasar buku loakan di Kota Malang. Di sini pengunjung dapat menemukan semua jenis buku yang diinginkan.

Koleksi buku bekas yang pedagang jual layak untuk dijadikan koleksi pribadi, karena buku tersebut bisa dibilang masuk kategori langka. Salah satu pedagang di Pasar Wilis Bita menyampaikan, tak perlu khawatir seperti penjual makanan sebab buku tidak basi dan masih bisa disimpan.

Pasar Buku Wilis sudah ada sejak tahun 2003. Pasar ini berfungsi untuk merelokasi para pedagang buku bekas yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Mojopahit. Para pedagang dipindah dan dibuatkan sebuah pasar khusus untuk jual beli yang terletak di jalan Simpang Wilis.

Baca Juga : Selama Pandemi Penjualan Topeng Malangan Semakin Menurun

Sayangnya, bisnis buku bekas ini kini kembang kempis. Di tengah budaya literasi yang terus menurun di kalangan anak muda, buku juga bukan menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dan hiburan. Mereka akan lebih nyaman menggunakan smartphone dan mengakses internet.

“Yang membuat penjualan mengalami penurunan adalah buku untuk mahasiswa. Kan mahasiswa daring, mereka cari buku lewat online,” tambahnya.

Diantara deretan koran dan majalah bekas, stok buku yang menumpuk seolah menggambarkan bahwa buku tak lagi diminati. Perbedaan zaman dahulu dengan sekarang berbeda jauh. Ditambah hantaman pandemi membuat semua bisnis merosot, termasuk bisnis buku bekas.

Baca Juga : Tokoh Literasi Malang Raya : Pandemi adalah Tantangan Bentuk Inovasi Layanan Perpustakaan

Terlebih para pedagang di pasar harus tetap membayar retribusi tiap harinya. Terlepas dari laku-tidaknya buku. Belum lagi musim hujan, atap-atap kios banyak yang bocor sehingga banyak buku yang basah dan tak layak jual. Keberadaan Pasar Buku ini layak dipertahankan, tentunya dengan perbaikan dan strategi yang tepat.

Seperti yang direncanakan Pemkot Malang, Pasar Buku Wilis dijadikan sebuah destinasi wisata buku.

Kerjasama dari pihak-pihak terkait sangat diperlukan.
Dengan pembangunan fisik dan menata ulang penampilan pasar Buku Wilis agar menarik untuk dikunjungi lebih banyak orang.

Pewarta: Vranola Ekanis Putri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News