Malang, IP – Menulis merupakan kegiatan menciptakan sebuah karya yang berasal dari pikiran. Keterampilan menulis kemudian dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah keterampilan menulis esai.
Eti Setiawati, Dosen Universitas Brawijaya mengatakan bahwa esai yang baik adalah esai yang isinya memiliki tujuan. Lalu mengusung tema tertentu, materi jelas, dan mudah dipahami agar pesannya sampai pada pembaca.
Dalam sebuah esai, tentunya ada manfaat yang diperoleh. Antara lain bisa mendapatkan pengetahuan dari gagasan yang telah penulis usung. Selain itu, esai juga bisa dijadikan sebagai referensi untuk orang yang ingin menyampaikan gagasannya.
Baca Juga : Pentingnya Menulis Bagi Siswa Oleh : AMZ. Supardono
“Secara umum, dalam penulisan esai harus berdasarkan fakta yang tidak terbantahkan,” tegas Eti kepada Inspirasi Pendidikan, Rabu (6/4/2022). Untuk pemilihan topik, esai bisa berdasarkan tren aktual dan sedang masyarakat gandrungi. Selain itu, penulis harus mempertimbangkan masa dari sebuah topik.
“Apakah sebuah topik bisa bertahan untuk jangka waktu yang panjang atau tidak,” imbuhnya. Hal ini tergantung bagaimana penulis menuangkan gagasannya, dan menggoreng tulisannya agar bisa bertahan untuk waktu yang cukup lama.
Untuk lebih jelasnya, Eti Setiwati membagikan beberapa kiat mengenai bagaimana menulis esai yang baik. Antara lain penulis harus memiliki bahan untuk ditulis dan paham dengan topik yang ingin penulis angkat.
Baca Juga : Rumah Literasi Candi Panggung, Inisiasi Pecinta Buku Ajak Tetangga Membaca
Selanjutnya, penulis harus banyak membaca untuk menggali informasi. Meskipun esai bersifat subjektif, penulis juga harus menyampaikan pesan yang memiliki kebenaran. Selain itu, penulis perlu keterampilan meramu bahasa agar tiap paragraf berkesinambungan, dan tulisan esai harus padat. Artinya esai tidak perlu terlalu panjang, dua sampai lima halaman sudah cukup.
Dalam menulis esai, Eti menekankan bahwa prosesnya tidak sama dengan menulis artikel jurnal. Esai dapat ditulis mengalir tanpa judul dan sub judul. Struktur esai adalah pendahuluan, isi, dan penutup dan dituangkan dalam paragraf-paragraf.
Baca Juga : Belajar Menulis ala SDK Santa Maria III
“Kadang orang-orang salah paham ketika mengikuti lomba esai, dan yang ditulis artikel akademis,” ucapnya. Ia lantas menuturkan bahwa dalam penulisan esai boleh akademis dan tidak akademis. Kemudian dalam strukturnya, esai tidak disekat oleh sub judul sehingga tiap paragraf mengalir.
Fakta penelitian juga bisa penulis ubah menjadi esai. Hanya saja bahasanya harus memakai bahasa yang populer, sehingga isi dari esai mudah untuk masyarakat pahami.
Dalam menulis sebuah esai, penulis juga harus memiliki pengetahuan yang luas sebagai bekal penulisannya. Dalam sebuah esai, kemungkinan besar penulis akan menghubungkan sebuah topik dengan aspek-aspek yang lain.
Jadi, sebisa mungkin penulis harus punya wawasan yang luas. Eti Setiawati juga menambahkan dalam penulisan esai, sebaiknya penulis memiliki ilmu kebahasaan agar bisa mengolah kosa kata dengan baik sehingga tidak menimbulkan interpretasi ganda. (tan)