Abadikan Tradisi Lisan melalui Buku Sumber Biru

0

Malang, IP – Mengabadikan tradisi lisan, dosen UB dengan beberapa mahasiswanya membuat buku cerita animasi berjudul “Sumber Biru – The Healing Fountain”. Buku tersebut memuat tentang cerita asal muasal adanya sumber air yang kemudian diberi nama Sumber Biru.

Dosen UB Alies Poetri Lintangsari mengungkap, buku “Sumber Biru – The Healing Fountain” awalnya pihaknya tulis dengan tujuan untuk mendokumentasikan tradisi lisan.
“Penulisan buku ini berawal dari kegiatan penelitian kami yang berfokus pada revitalisasi tradisi lisan di sumber air yang ada di Kota Malang,” ungkap Alies.

Tradisi lisan sendiri merupakan bagian budaya yang telah tumbuh dan dipelihara oleh masyarakat Indonesia secara turun-temurun, serta disampaikan dalam bentuk ucapan atau lisan yang tidak lengkap.

“Keberadaan tradisi lisan cenderung mudah untuk dilupakan karena perkembangannya dinamis sesuai dengan pewarisnya. Oleh karena itu, kami menulis buku ini sekaligus untuk dijadikan sebuah karya yang juga bisa digunakan sebagai edukasi,” jelasnya.

Baca juga: Pandemi, Bisnis Buku Bekas Pasar Wilis Kembang Kempis

Dalam buku ini diceritakan tentang seorang pejuang Indonesia yang terluka parah dan memperoleh kesembuhan setelah meminum air di Sumber Biru. Dalam mimpinya, ia bertemu dengan sang penjaga mata air yang memberinya sebuah pesan.

Sejak saat itu, ia berusaha melestarikan mata air, pohon beringin, dan makhluk hidup yang ada di sana. Berdasarkan kisah yang terkandung di dalamnya, Alies menjelaskan bahwa selain untuk mendokumentasikan tradisi lisan, buku ini juga ditulis sebagai sarana edukasi mengenai legenda Sumber Biru. Selain itu, juga sebagai sarana edukasi pentingnya menghormati dan merawat sumber air.

“Tak hanya itu, kami juga menyajikan buku ini dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tujuannya agar buku ini bisa digunakan sebagai pengayaan berupa cerita anak dwi bahasa,” terang Alies.

Saat ini, cerita Sumber Biru – The Healing Fountain” bisa dibaca dan dinikmati oleh seluruh kalangan dengan versi animated story book melalui YouTube Channel The Fountain Stories.

Baca juga: “Taman Momong Ramah Anak” Wadah Pengasuhan Bersama

Dalam prosesnya, pembuatan buku ini dimulai dengan melakukan wawancara kepada juru kunci atau kuncen Sumber Biru tentang legenda atau kisah awal mula adanya Sumber Biru.
Lalu, hasil wawancara penulis transkrip dan menyusun ceritanya.

Setelah cerita telah tersusun barulah animasi mulai dikerjakan sesuai dengan gambaran cerita yang telah dibuat. Kemudian dalam versi animated story book, cerita ini telah dilengkapi dengan audio dan subtitle yang bisa memudahkan siapa saja untuk menikmati ceritanya.

“Dengan adanya buku ini, kami berharap buku Sumber Biru – The Healing Fountain tak lagi menjadi tradisi lisan yang terlupakan, namun juga dapat menjadi Water Warrior yang membuat pembacanya mencintai air dan merawat air dengan baik, serta mampu mengingatkan pembaca tentang pentingnya menjaga air,” pungkas Alies. (sel).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News