Membumikan Pancasila dengan Panca Main

0
Siswa SMP YPK 4 mempraktekkan Panca Main. (Foto: Ist/IP)

Malang, IP – Bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (FIS UM) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), SMP 4 YPK Kedungkandang membumikan Pancasila.

Hal ini terlaksana melalui kegiatan Panca Main Indonesia di SMP 4 YPK Jatim dan di ruang laboratorium PPKn FIS UM, Selasa (31/5/2022).

Dikemas dalam permainan tradisional, Panca Main diharapkan bisa menginspirasi nilai-nilai luhur dasar negara dan falsafah bangsa ke benak pelajar.

Ragam permainannya sendiri terdiri dari Panca Gasing, Papancakan, Bola Lima, Catur Teuku Umar dan Balap Jajar.

Baca Juga: Kunjungi Kampung Wayang, SDK Santa Maria 3 Kenalkan Karakter Pewayangan

Semuanya dipraktikkan oleh siswa-siswi SMP 4 YPK Jatim. Di bawah Yayasan YPK Jatim, sekolah bekerja sama dengan dosen-dosen yang sedang menerapkan pengabdian kepada masyarakat.

Menurut AMZ Supardono Guru PPkn SMP 4 YPK Jatim Malang, sudah dua tahun ini BPIP dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia mengenalkan program Panca Main Indonesia kepada masyarakat.

Program ini lantas BPIP luncurkan pada November 2020 di Jakarta, dan sekarang sudah mulai banyak dikenal masyarakat.

“Manusia pada dasarnya sebagai makhluk bermain. Panca Main bisa menjadi solusi memahamkan nilai-nilai Pancasila, medianya sederhana, dan bisa menggunakan alat yang ada sesuai kreativitas siswa di sekolah,” ujar pria yang akrab dipanggil Dono ini.

Panca Main sebagai media sosialisasi Pancasila

Dengan kompak siswa praktekkan Panca Main.

Menurutnya, permainan tradisional tersebut bisa digunakan sebagai media sosialisasi nilai-nilai luhur Pancasila.

Melalui permainan Papancakan misalnya, pemain bisa belajar mengenai persamaan derajat, hak dan kewajiban tanpa membedakan agama, suku, ras dan sebagainya. Begitu pula dengan jenis permainan lainnya, memiliki tujuan dan maknanya masing-masing.

Senada, Dekan FIS UM Prof Dr Sumarmi MPd menambahkan bahwa kegiatan itu sejalan dengan program Kota Malang sebagai Kota Pendidikan. Yakni terus menguatkan fondasi generasi muda.

Baca Juga: Lestarikan Budaya Lokal melalui Lomba Permainan Tradisional

“Khususnya pelajar di Malang dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang melahirkan generasi yang mencintai, membela dan mengamalkan Pancasila,” imbuhnya.

Marni menuturkan, hal itu dapat diwujudkan dengan mengembalikan pendidikan budi pekerti yang berdampak pada perilaku sosial dan didasarkan atas nilai-nilai kearifan lokal.

Keberadaan Panca Main Indonesia, kata Marni sangat mendidik anak-anak Indonesia untuk semakin memahami Pancasila dan nilai yang terkandung di dalamnya.

“Kita tahu bahwa nilai-nilai Pancasila harus kita hidup kan di dalam jiwa kita dan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegasnya.

Ia lantas berharap, pembelajaran nilai-nilai Pancasila tidak hanya melalui hafalan semata namun juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan diimplementasikan dalam pembelajaran yang sifatnya digital.

Panca Main bukan Sekadar Permainan

Sementara itu, Prof Dr Hariyono MPd, Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menegaskan, Panca Main itu tidak hanya sekedar permainan. Namun merupakan jejak sejarah yang mempunyai nilai-nilai hidup yang luhur.

Dengan bermain Panca Main akan terbangun berbagai karakter. Mulai dari sikap serius, tunduk pada aturan, disiplin, mandiri, dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

“Sehingga dalam diri seseorang tidak hanya mengedepankan kecerdasan individu, tetapi mengembangkan kecerdasan kolektif jauh lebih penting. Dengan sikap seperti itu tidak akan mudah mengkhianati orang lain,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr Sri Untari MPd MSi selaku Wakil Dekan 2 FIS UM berpendapat, setelah mencermati nilai-nilai Pancasila dalam lima ragam permainan tersebut perlu menginternalisasi nilai-nilai ketuhanan.

Pasalnya bicara harkat martabat manusia serta keberagamaan bersumber dari kuasa Tuhan. Maka menurutnya, untuk melengkapi hal tersebut pada saat permainan selalu diawali dan diakhiri dengan doa menurut agama masing-masing. Sehingga makna Pancasila menjadi komplit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News