Pukul 6.45 WIB, beberapa murid berpakaian kemeja putih dengan bawahan warna merah memasuki gerbang SD Ketawanggede.
Guru-guru menyambut kedatangan mereka. Hormat bendera khidmat dilakukan para murid.
Selanjutnya mereka memasuki tempat cek suhu. Empat thermometer infrared standing digital diletakkan berjarak.
Di belakang tempat cek suhu, sekitar 6 wastafel beserta sabun cair disediakan. Murid berjajar antre dengan jarak disesuaikan mengikuti tanda cat kuning pada paving.
Pukul 7 tepat, bel berbunyi. Para murid berbaris di halaman sekolah. Menjadi agenda rutin, para siswa melakukan apel pagi. Pengarahan, nasehat, hingga himbauan disampaikan perwakilan pendidik. Pembelajaran dilanjutkan tatap muka di kelas.
Baca Juga : Pembelajaran tatap Omicron
“Jeda pukul 10, murid memakan bekal yang dibawa dari rumah. Kantin dianjurkan tutup,” papar Sutarjo, Kepala SD Ketawanggede.
Tepat pukul 11, murid dipulangkan. Sekolah memberi sosialisasi pada orang tua agar mengantar-jemput anak tepat waktu. Tujuannya untuk menghindari kerumunan. Protokol kesehatan diupayakan SD Ketawanggede selama PTM 100%.
Meski khawatir penyebaran Covid-19 dan variannya, Sutarjo mengatakan mengacu pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.
Pemakaian masker juga diterapkan pada tiap murid. Vaksinasi terhadap 387 murid SD Ketawanggede selesai tahap 1. Tahap 2 baru dilakukan pada murid kelas 6. “Vaksinasi tahap 2 tanggal 25 Januari,” papar Sutarjo.
Khusus tamu, disediakan barcode untuk scan Aplikasi Peduli Lindungi. Kapasitas tamu harian dibatasi sejumlah 25 orang. Ruang kelas disesuaikan kapasitas, diusahakan berjarak antar meja. Ruang kelas di lantai pertama masing-masing memuat 28 siswa. Sementara di lantai kedua masing-masing 20 siswa.
Baca Juga : Masa PTM Terbatas, Penilik Kecamatan Ngajum Rutin Monitoring KB dan TK
“Kami senang, anak belajar maksimal meski waktu terbatas. Ketar-ketir sekaligus hati-hati menjaga anak-anak dari paparan virus Covid dengan menerapkan prokes,” pungkas Sutarjo.
Pengetatan penerapan prokes selama PTM 100% juga diterapkan di SMP Negeri 3 Kota Malang. Siswa dilakukan cek suhu, diwajibkan mengenakan masker, membawa bekal dan menghindari kerumunan.
Wastafel disediakan di depan gedung sekolah dan tiap kelas. “Sekolah menyediakan 50% masker dari total jumlah murid,” papar Mutmainah Amini, Kepala SMP Negeri 3 Kota Malang.
Baca Juga : Tetap Perhatikan Protokol Kesehatan Ponpes Terapkan Daring dan Luring Sekaligus
Sistem belajar digelar mulai pukul 7 WIB, istirahat 20 menit pada pukul 10. Selanjutnya murid melanjutkan belajar tatap muka hingga pukul 11.30 WIB. Mutmainah Amini menambahkan sekolah menjalin komunikasi dengan orang tua.
“Kerja sama dengan orang tua murid mendukung keberhasilan PTM 100%, seperti siswa membawa bekal, jam antar-jemput hingga himbauan jaga jarak,” tambahnya.
PTM 100% diterapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang sejak 10 Januari 2022. Suwarjana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang menyatakan PTM 100% merunut pada peraturan SKB 4 Menteri.
“Daerah dengan PPKM level 1 dan 2 dibolehkan PTM 100%. Di Kota Malang memenuhi semua syarat,” paparnya.
Baca Juga : Banyak Guru PNS Kota Malang Belum Naik Pangkat
Sebelumnya PTM digelar 50% sejak 4 September 2021. Suwarjana menjelaskan PTM 100% diambil dengan mempertimbangkan energi mengajar para guru. Evaluasi dan monitoring Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang menunjukkan bahwa masyarakat, orang tua dan guru menghendaki PTM.
“Vaksinasi pada unsur kependidikan 80%, murid usia 12 ke atas sudah 100%, murid usia 6-11 tahun di angka 75%. Lansia 50%, Kota Malang sudah 70%,” kata Suwarjana. Ia lantas menjelaskan, akhir bulan Januari ini akan digelar evaluasi PTM 100%.