Geliat Literasi, SMAN 1 Malang Canangkan Gelis Merdeka

0
Peserta didik SMAN 1 Malang pada Kegiatan Gelis Literasi di hari Senin. (Foto: Vranola/IP).

Malang, IP – Literasi tidak selalu diartikan dengan membaca dan menulis, namun juga kemampuan individu dalam mengolah informasi serta pengetahuan dalam kecakapan umum.

Isu terkait literasi kembali mencuat dan digaungkan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengkaji kembali beberapa program-program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik di Indonesia.

Begitu pula untuk SMAN 1 Malang yang melakukan geliat literasi melalui program Gelis Merdeka.

Baca Juga:

Gerilya Literasi, Bangun Kemudahan Akses Bacaan

Guru SMPN 2 Pagak Kembangkan Literasi Sekolah

Rumah Literasi Candi Panggung, Inisiasi Pecinta Buku Ajak Tetangga Membaca

Program ini tidak hanya bertujuan menularkan budaya membaca, tapi juga mengembangkan dan menciptakan budi pekerti yang baik dengan mengadakan berbagai event yang linier.

Literasi pada SMAN 1 Malang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Sekolah mengharuskan peserta didik membaca selama 15 menit sebelum memulai pembelajaran. Sekolah ini memilih untuk memasukkan kegiatan literasi di hari Senin, dilakukan pada jam pertama dan kedua pembelajaran.

Kegiatan literasi juga tidak hanya berfokus pada membaca dan mendengarkan, namun juga pada hal merasakan serta menginterpretasikan.

Penamaan program Gelis Merdeka yang ada pada SMAN 1 Malang ini, memiliki filosofi tersendiri yang mengarah pada kebaikan.

“Geulis dalam Bahasa Sunda memiliki arti cantik Jelita, sedangkan dalam Bahasa Jawa memiliki arti cepat” ungkap Hafid sebagai koordinator dari program Gelis Merdeka.

Makna dari Nama Gelis Merdeka

Dari kedua arti tersebut, Hafid berharap peserta didik bisa mengejar perkembangan teknologi yang pesat dan juga mampu mengambil nilai positif serta meminimalisir nilai negatif yang tidak sesuai dengan nilai luhur Bangsa Indonesia.

Sedangkan nama Merdeka sendiri, merujuk pada Implementasi Kurikulum Merdeka sehingga peserta didik bisa bebas memilih dari berbagai ragam literasi.

Laki-laki paruh baya tersebut menjelaskan program Gelis Merdeka telah mencakup Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains, Literasi Digital, Literasi Finansial, Literasi Budaya dan Kewargaan.

Kini program Gelis Merdeka telah memasuki tahun kedua, perubahannya sudah sangat tampak dan dirasakan oleh seluruh masyarakat pada SMAN 1 Malang.

“Perubahannya tidak hanya sebatas mereka mau membaca, lebih dari itu, mereka lebih termotivasi dan tidak terprovokasi dengan berita yang menyesatkan” ujar Hafid.

Program literasi tidak hanya untuk siswa namun juga untuk pendidik. Karena sosok pendidik membutuhkan literasi terutama pada literasi digital untuk mengimbangi perkembangan ragam media pembelajaran.

SMAN 1 Malang memfasilitasi penuh untuk seluruh pendidik dan pelajar dalam menerbitkan karyanya berupa buku sebagai luaran hasil dari program Gelis Merdeka.

Tidak hanya sebatas fasilitas untuk penerbitan dan pengiriman ke beberapa perpustakaan daerah. Namun ada pula apresiasi berupa hadiah untuk hasil karya yang dianggap terbaik.

Tahun lalu dari program Gelis Merdeka telah berhasil menerbitkan 30 buku yang menambah koleksi perpustakaan. Lumrah saja, seluruh pendidik dan peserta didik sangat antusias untuk menghasilkan karya, jadi tidak hanya ikut-ikutan meramaikan semarak gerak literasi.

Gerakan literasi dari program Gelis Merdeka bukan hanya kampanye atau gaya-gayaan, namun ada tanggung jawab moral yang besar di dalamnya, jauh dari itu yakni menargetkan untuk membantu mereka bertahan di tengah berbagai problem sosial. (Ola)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News