Guru SMPN 2 Pagak Kembangkan Literasi Sekolah

0
Tea Terina, Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Pagak menunjukkan buku karya siswa. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Kab Malang, IP – Bagi sebagian orang, menulis masih dianggap sebagai kegiatan yang sulit. Bukan tanpa alasan, agar tulisan mudah dipahami oleh pembaca, dalam menulis terdapat struktur maupun kaidah-kaidah yang mesti terpenuhi.

Meski demikian, menulis akan menjadi mudah ketika ada latihan maupun pembiasaan-pembiasaan yang konsisten. Pembiasaan semacam ini, tampaknya sudah dilakukan oleh Tea Terina Onwardini MPd. Ia adalah salah satu guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Sejak satu tahun belakangan, Tea berupaya lebih mengembangkan literasi di sekolah.

“Saya suka dengan literasi, sehingga saya mengembangkan literasi di SMPN 2 Pagak. Memang sesuai juga dengan program pemerintah, ada gerakan literasi sekolah,” terang Tea saat ditemui Inspirasi Pendidikan.

Baca Juga : Rumah Literasi Candi Panggung, Inisiasi Pecinta Buku Ajak Tetangga Membaca

Gerakan literasi ini, Tea lakukan melalui mata pelajaran yang kini ia ampuh. Dengan materi atau kompetensi dasar menulis cerpen, Tea memotivasi siswa untuk menerbitkan sebuah buku.

“Memang cara mempublikasikan karya itu banyak sekali, tapi saya ingin sesuatu yang berbeda dengan cara menerbitkan buku untuk memberi motivasi anak-anak,” tuturnya.
Tea mengaku, budaya menulis sudah pihaknya kenalkan kepada siswa sejak kelas VII. Karena karya tulis merupakan sesuatu yang bisa lestari, akan selalu diingat, dan dapat memberikan banyak manfaat.

Dengan alasan tersebut, sejak tahun 2021 Tea mengajak siswa untuk rutin menerbitkan sebuah buku. Prosesnya, masing-masing siswa akan mengumpulkan karya tulis berupa cerpen. Dari kumpulan cerpen yang sudah terkumpul, ia lantas menyortir beberapa karya tulis terbaik milik siswa. Beberapa karya terbaik ini lantas dirinya edit dan dijadikan satu dalam satu draf, sebelum akhirnya diterbitkan.

Baca Juga : Rumah Baca Cerdas Sediakan Cafe Bagi Pengunjung

“Karya-karya anak ini harus melalui proses dulu, sebagai editor saya harus menyunting, mulai dari kaidah kebahasaan, penulisan ejaan, tanda baca, dialog, hingga koherensi karena terkadang kalimatnya tidak nyambung,” jelas Tea.

Dia menekankan, karya tulis yang bakal diterbitkan memang benar-benar sudah terpilih dan terpilah, sehingga hasil terbitan bisa sesuai dengan yang pihaknya harapkan.

“Selain menerbitkan, untuk lebih memotivasi siswa kami juga membuatkan videonya. Buku juga sudah ber-ISBN, nanti anak-anak juga saya buatkan sertifikat juga,” imbuh Wanita yang kini juga menjadi Waka Kurikulum SMPN 2 Pagak ini. Tetapi, tentu masih terdapat tantangan dalam membiasakan siswa menulis. Khususnya terkait pemahaman siswa saat menulis. Untuk mengantisipasi hal ini, ia menggunakan teknik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

Baca Juga : Perkembangan Teknologi yang Tidak Diimbangi Literasi Digital Menimbulkan Hoax

“Untuk anak-anak yang memang kesulitan menulis cerpen, saya menggunakan teknik ATM. Itu untuk anak-anak yang betul-betul karyanya ingin di terbitkan, namun susah untuk memulai, sehingga tidak sampai plagiat,” imbuh Tea.

Berkat upaya tersebut, banyak siswa yang kemudian tertarik untuk memunculkan berbagai karya tulis baru. Bahkan untuk tahun kedua yakni di tahun 2022, dari 104 siswa kelas XI terdapat 46 siswa yang tertarik untuk menerbitkan karyanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News