Kab Malang, IP – Berangkat dari program Adiwiyata, siswa dan guru SMP Negeri 3 Kepanjen rutin menanam tumbuhan jenis toga. Satu diantaranya lidah buaya. Tumbuhan ini tidak hanya ditanam, melainkan saat panen tiba, tumbuhan lidah buaya juga dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan yang bermanfaat seperti nata de coco.
Baca Juga:
Terus Fokus Optimalisasi Pengembangan Kompetensi Dasar
Lidah buaya yang diolah tersebut, sebelumnya memang sengaja pihak sekolah tanam. Butuh sekitar enam sampai sembilan bulan lamanya, sebelum akhirnya lidah buaya ini siap untuk dipanen.
“Di Adiwiyata harus ada tanaman yang mesti kita tanam, satu diantaranya tanaman toga, lidah buaya sendiri termasuk golongan toga yang memang fokusnya itu untuk dijadikan olahan konsumsi, karena tanaman sudah besar, akhirnya kita panen untuk diolah sebagai nata de coco,” ucap Aina Chuurun SPd salah satu guru SMP Negeri 3 Kepanjen.
Wanita yang turut menjadi penanggung jawab mendampingi siswa untuk mengolah lidah buaya menjadi berbagai macam produk olahan ini meneruskan, nata de coco yang berhasil dibuat tidak hanya dikonsumsi. Melainkan juga akan pihaknya pasarkan, sehingga memberi nilai ekonomis.
“Untuk siswa, mendatang juga bisa mempraktikkannya pada kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.
Alasan mengolah lidah buaya menjadi nata de coco, menurut Aina karena pengolahan produk ini terbilang cukup mudah. Bahan-bahan yang dibutuhkan pun juga mudah untuk didapatkan serta dinilai ramah lingkungan. Sebut saja daun pandan, gula, dan kapur sirih sehingga tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan