Kab Malang, IP – Guna menumbuhkan karakter dalam hal keagamaan bagi peserta didik, SMAN 1 Bululawang berkomitmen dengan program di hari Jumat. Satu diantaranya pembagian nasi bungkus yang menjadi upaya pendidikan karakter untuk menumbuhkan sikap berbagi dan peduli.
Menurut Hari Kusrini Kepala SMAN 1 Bululawang, pendidikan karakter untuk menumbuhkan empati akan terbangun ketika dipraktikkan langsung. Bukan hanya dijalankan oleh seluruh peserta didik, tapi dicontohkan pula oleh guru dan juga karyawan sehingga menjadi teladan bagi peserta didik.
“Tak hanya difokuskan untuk peserta didik, para guru juga diajak untuk memberikan contoh konkret,” ungkapnya.
Pembagian nasi bungkus dilaksanakan setelah Shalat Jumat berjamaah ini merupakan program lanjutan dari Jumat Bersedekah. Memang tidak ada paksaan untuk bersedekah, namun tiap minggunya pengumpulan sedekah ini tetap dilaksanakan.
Setelah uang sedekah terkumpul, maka akan dikembalikan berupa nasi dan dibagikan kepada peserta didik.
Baca juga :
Permudah Hafalan Surat Pendek, SDN Sumberpucung 6 Galakkan Jumat Mengaji
SMPN 2 Sumberpucung Memakai Bahasa Jawa Kromo Setiap Jumat.
MAN 1 Malang Peringati Maulid Nabi dan Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
“Pembagian nasi bungkus rutin dilakukan tiap minggunya. Ya ini jadi latihan untuk anak-anak agar terbiasa berbagi, terutama ke orang sekitar,” ujarnya.
Dikatakan Hari, penguatan revolusi mental melalui pendidikan karakter ini akan terbentuk melalui kebiasaan. Sekolah berperan bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan meningkatkan karakter pada anak.
“Sekolah turut bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan karakter,” tegasnya.
Tak hanya fokus pada berbagi dan peduli, SMAN 1 Bululawang juga menerapkan tradisi lokal. Setiap Jumat Legi mereka mengadakan Semaan Al-Qur’an atau lebih dikenal dengan Khataman. Semaan tersebut dibacakan bergiliran oleh beberapa peserta didik bukan hanya dari organisasi rohani.
“Sudah jadi kebiasaan, setiap Jumat Legi mereka khataman bersama-sama,” ujarnya.
Begitu pula bagi yang memeluk agama lain, Hari turut memberikan mereka ruang untuk menjalankan kegiatan beragama dengan didampingi oleh gurunya.
Menurut Hari, seluruh peserta didik wajib mengerjakan seluruh perintah agamanya. Dengan memberikan kebebasan ruang, harapannya peserta didik bisa menanamkan nilai spiritual dalam dirinya masing-masing. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan