Candi Kidal, Tempat Pendharmaan Raja Anusapati

0
Foto bangunan Candi Kidal dari sebelah kiri. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Kab Malang, IP – Oleh masyarakat Indonesia, candi menjadi bukti peninggalan nenek moyang yang masih bisa dilihat hingga sekarang. Candi banyak didapati di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatra, Jawa, dan Bali.

Baca Juga: 

Seputar Candi Badut, Candi Tertua di Jawa Timur

Berbagai Koleksi Museum Singhasari, Apa Aja?

Naiknya Tarif Candi Borobudur Tak Beri Pengaruh Bagi Candi di Malang

Meski sebagian besar candi yang ditemukan tinggal reruntuhan, namun tidak sedikit yang masih utuh dan bahkan masih digunakan untuk melaksanakan upacara keagamaan.

Bagi masyarakat yang ada di Malang Raya, untuk melihat candi itu pun tidak perlu jauh-jauh datang ke daerah lain. Karena di kawasan Malang Raya juga ditemukan beberapa candi yang bisa menjadi referensi menambah pengetahuan budaya dan sejarah.

Satu diantaranya adalah Candi Kidal yang berlokasi di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Berdasarkan rilis Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, Candi Kidal ditemukan oleh Thomas Stamford Raffles pada tahun 1817.

Kemudian pada tahun 1867 dan 1883 pemerintah Hindia Belanda melakukan pembersihan candi dari pepohonan. Sedangkan untuk pemugaran awal, baru dimulai pada tahun 1925 oleh De Haan utusan pemerintahan Hindia Belanda.

Pemugaran lanjutan dilaksanakan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur pada tahun 1986 sampai 1990. Dalam pemugaran ini, dilakukan perbaikan pada bagian kaki, badan, hingga atap candi agar semakin kokoh.

Masih dari sumber yang sama, Candi Kidal dibangun dengan tipe menara dan terdapat pagar keliling dari bermaterial batu andesit. Denah dasar candi berbentuk bujur sangkar berukuran 8,36 × 8,36 meter.

Hiasan Kalamakara (kepala Kala) di atas ambang pintu masuk Candi Kidal. (Foto: Wahyu Setiawan/IP).

Berkaitan dengan konstruksi bangunan, pada bagian kaki terdapat relief Garudeya. Pertama menggambarkan seekor garuda menggendong tiga ekor ular besar, relief kedua melukiskan seekor garuda dengan kendi di atas kepalanya, dan relief ketiga melukiskan garuda menggendong seorang wanita.

Di kiri dan kanan pangkal tangga serta di setiap sudut yang menonjol ke luar, terdapat patung binatang yang terlihat mirip singa dalam posisi duduk seperti manusia dengan satu tangan terangkat ke atas. Patung-patung ini tampak seperti sedang menyangga pelipit atas kaki candi yang menonjol keluar dari selasar.

Untuk pintu candi menghadap ke arah barat, dilengkapi dengan bilik penampil dengan hiasan Kalamakara (kepala Kala) di atas ambangnya. Sedangkan pada kedua sisi tangga masuk dihiasi dua ornamen berbentuk seperti naga.

Sementara itu, berdasarkan Kepustakaan Candi Perpustakaan Nasional, Candi Kidal dapat dikatakan sebagai candi pemujaan paling tua yang ada di Jawa Timur.

Hal tersebut karena pemerintahan Airlangga (11-12 M) dari Kerajaan Kahuripan dan raja-raja Kerajaan Kediri (12-13 M) hanya meninggalkan Candi Belahan dan Jalatunda yang merupakan petirtaan atau pemandian.

Candi Kidal dibangun pada tahun 1248 M. Berdasarkan berita dalam Nagarakrtagama dan Pararaton, candi ini menjadi tempat pendharmaan Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari agar sang raja dapat mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa.

Candi Kidal sendiri dapat ditemui perpaduan corak candi Jawa Tengah dan candi Jawa Timur. Ini karena Candi Kidal dibangun pada masa transisi dari zaman keemasan pemerintah kerajaan-kerajaan Jawa Tengah ke kerajaan-kerajaan Jawa Timur. Bahkan sebagian pakar menyebut Candi Kidal sebagai prototipe candi Jawa Timuran. (was) Baca konten lengkap lainnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News