Gelombang kedatangan pengungsi Rohingya di Indonesia, khususnya Aceh menjadi persoalan serius yang sekarang terus dicari jalan keluarnya. Bagaimana tidak? Sudah ada ribuan pengungsi Rohingya mendarat di Aceh akibat konflik Myanmar.
Meski awalnya para pengungsi diterima dengan tangan terbuka oleh warga Aceh, akan tetapi kini banyak masyarakat Aceh mulai menolak para pengungsi Rohingya. Ada berbagai alasan, seperti khawatir akan dampak sosial, ekonomi, dan dampak keamanan yang bakal ditimbulkan.
Baca Juga :
Peristiwa Dibalik Berdirinya Bangunan Balai Kota Malang
Merespons situasi tersebut, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin sempat mengusulkan pemindahan pengungsi Rohingya ke Pulau Galang, Kota Batam di Kepulauan Riau. Walau dulunya Pulau Galang pernah menjadi tempat penampungan pengungsi Vietnam, tetap saja, wacana ini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Dalam sejarahnya, Pulau Galang menjadi penampungan pengungsi Vietnam pada tahun 1979-1996. Ketika itu para pengungsi Vietnam kerap disebut sebagai manusia perahu (Vietnamese Boat People), sebab para pengungsi kabur dari negaranya dengan berlayar menggunakan perahu-perahu.
Cerita pengungsi asal Vietnam ini dimulai pada 1975. Saat itu, Ibu Kota Vietnam Selatan Saigon jatuh ke tangan pasukan Vietnam Utara dalam perang Saudara Vietnam (Perang Indocina II) yang terjadi antara tahun 1957 hingga 1975.
Peristiwa tersebut turut mengakhiri Perang Indochina II, Vietnam pun memulai reunifikasi (penyatuan kembali) di bawah pemerintahan komunis. Pendukung Vietnam Selatan yang tak sejalan dengan kepemimpinan komunis, pada akhirnya pergi dari negaranya Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 113