Malang, IP – Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, SD Katolik Santa Maria II Malang mengadakan acara bertajuk “Gemateloe” (Gelar Makanan Tempo Doeloe) pada Senin (21/10/2024). Acara ini melibatkan seluruh siswa dari kelas I hingga kelas VI yang antusias mempersembahkan dan mencicipi aneka makanan tradisional.
Baca Juga:
Rangsang Imajinasi, Peserta Ekskul Jurnalistik Berpidato Andai Aku Jadi Presiden
Kelsie Graciella Kusuma Kecil-kecil Jago Wushu
Sosialisasikan Demokrasi Melalui Pengamatan Kongkret APK Pemilu
Setiap kelas diberikan tanggung jawab menyajikan makanan khas tempo dulu. Kelas I menyajikan kacang rebus, kelas II menghadirkan jajanan pasar, kelas III menyiapkan olahan pisang, kelas IV membawa olahan ketela, kelas V menyajikan jagung rebus, dan kelas VI dengan olahan singkong. Seluruh makanan ini disajikan di meja-meja yang telah disusun di depan setiap kelas.
Pada saat acara berlangsung, siswa berbaris rapi di halaman sekolah. Dimulai dari kelas I, mereka bergantian mengambil makanan dari setiap meja sesuai dengan pilihan masing-masing.
Setelah itu, mereka menikmati makanan yang sudah dipilih di area yang telah disediakan. Keceriaan dan semangat kebersamaan tampak jelas di wajah para siswa yang gembira bisa mencicipi aneka makanan tradisional yang mungkin belum pernah mereka coba sebelumnya.
Suster M. Marsiana, SPM., S.Pd., Kepala SD Katolik Santa Maria II, menyampaikan bahwa acara ini bertujuan mengenalkan kembali makanan tempo dulu, menumbuhkan rasa syukur atas kelimpahan pangan, berlatih berbagi, dan meningkatkan kecintaan terhadap kuliner Indonesia.
“Acara Gemateloe ini bukan hanya untuk mengenalkan kembali makanan-makanan tempo dulu kepada siswa, tapi juga untuk menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan atas kelimpahan pangan yang kita miliki, berlatih untuk berbagi serta meningkatkan kecintaan mereka terhadap kekayaan kuliner Indonesia. Melalui kegiatan ini, kita juga mengajarkan kepada siswa pentingnya menjaga warisan budaya,” ujarnya.
Kelsie Graciella Kusuma, siswi kelas VI yang turut menyajikan olahan singkong mengungkapkan rasa senangnya ikut dalam acara ini. Ia merasa acara ini seru dan membuatnya mengenal banyak makanan tradisional yang enak dan sehat.
“Aku senang sekali bisa ikut dalam acara ini. Selain seru, aku jadi tahu banyak makanan tradisional yang enak dan sehat. Singkong yang kami bawa juga disukai teman-teman. Semoga kegiatan ini bisa diadakan lagi tahun depan,” kata Kelsie.
Acara ini berakhir dengan keceriaan dan kepuasan dari seluruh peserta. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan sebagai upaya pelestarian budaya dan pengenalan pangan lokal kepada generasi muda Baca konten versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 131