Sanggar Dongeng Kepompong Hadirkan Kembali Budaya Bertutur di Malang

0
Yudi (tengah membawa boneka) bersama anak-anak usia dini dalam kegiatan Temu Relawan Cilik Sanggar Dongeng Kepompong. (Foto: Ist/IP)

Kab Malang, IP – Dalam upaya menghadirkan kembali budaya bertutur atau mendongeng di tengah masyarakat, Sanggar Dongeng Kepompong lahir sebagai wadah sosial kemanusiaan dan pendidikan.

Baca Juga: 

 

Dongeng melalui Bahasa Isyarat bersama Tuli Mendongeng

Tunjang Literasi Anak Tuli, Sahabat Pipi Merah dan Tuli Mendongeng Bagi Buku

SMPI Al-Faqih Malang Siapkan Generasi Berkualitas dengan Program Unggulan

Meski sudah ada di Jakarta sejak tahun 2020-an, sanggar ini baru berdiri di Malang sejak November 2024 kemarin. Sanggar Dongeng Kepompong pun diharapkan bisa menjadi pionir gerakan edukasi melalui kegiatan mendongeng kepada masyarakat, terutama anak-anak.

“(Berdiri) Di Jakarta sejak tahun 2020-an, untuk di Malang secara legal baru per November 2024,” ujar Ketua Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara, Yudi Agus Priyanto.

Ia bercerita, berdirinya Sanggar Dongeng Kepompong diilhami ketika Yudi sering bertugas di saat terjadi bencana alam. Ketika itu, dia yang punya background pendidikan yang peka terhadap dunia anak menarik kesimpulan bahwa ternyata anak-anak merupakan penyintas bencana yang paling tidak terurus dengan baik.

“Makanan anak tidak tersedia, baju anak kurang memadai, lebih-lebih baju dalam anak tidak tersedia, belum lagi pendidikan, dan sarana bermain yang hilang,” ucap pria yang akrab dipanggil Kak Yudi ini.

Dari situlah Yudi bersama rekan-rekannya tergerak membentuk sebuah sanggar dongeng di Jakarta. Dia yang memang sudah menggeluti dunia mendongeng di Jakarta sejak 5 tahun terakhir tersebut, kemudian memutuskan mendirikan sanggar serupa di Malang.

“Ketika kembali ke kampung halaman di Malang, merasa sendiri, kak bersama teman-teman lama sesama relawan membentuk Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara sebagai wadah untuk berkegiatan di bidang sosial-kemanusiaan, pendidikan, dan cita-cita ingin mengembalikan budaya bertutur atau mendongeng kepada anak-anak dan masyarakat,” tegasnya.

Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara memiliki tiga program utama, pertama di bidang sosial kemanusiaan, melalui dongeng pihaknya berharap akan tumbuh empati, kepedulian kepada orang-orang yang tertimpa musibah/menjadi penyintas bencana.

Kedua program bidang pendidikan, hampir setiap hari tim pendongeng Sanggar Dongeng Kepompong berkeliling ke sekolah-sekolah TK sampai SMA-sederajat.  Selanjutnya, program di bidang seni dan kebudayaan, perlu diketahui bahwa budaya bertutur adalah warisan nenek moyang Baca konten selengkapnya versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 137

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News