Malang, IP – Pendidikan literasi adalah satu hal yang penting bagi perkembangan seorang anak. Literasi memiliki beragam manfaat untuk melatih kemampuan berbahasa dan mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.
Oleh karena itu, pendidikan literasi wajib diterima oleh seluruh anak sejak usia dini, tak terkecuali dengan anak-anak Tuli. Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional yang jatuh setiap bulan September, tim Yayasan Sahabat Pipi Merah mengadakan program bertajuk Sahabat Berisyarat.
Acara tersebut bertujuan untuk mengajak sahabat bersama-sama mempelajari bahasa isyarat sederhana, menyajikan cerita inspiratif teman-teman Tuli, dan mendukung literasi bahasa isyarat bagi anak-anak Tuli melalui donasi media pembelajaran.
Pada rangkaian yang ketiga yaitu mendukung literasi bahasa isyarat bagi anak-anak Tuli, Founder dan Ketua Yayasan Pipi Merah Metta Ratana menyampaikan bahwa ia berkesempatan untuk berkolaborasi dengan Tuli Mendongeng.
Baca Juga :
Literasi Camp, Berkemah Peka Menulis
Taman Baca Teras Literasi, Berliterasi Sambil Berkegiatan
Dunia Kreasi Citraloka, Eksis Beri Edukasi dan Literasi Masyarakat
Pihaknya mencetak ulang buku karya Tuli Mendongeng agar bisa dibagikan ke anak-anak Tuli yang membutuhkan media pembelajaran berbahasa isyarat. Buku tersebut berjudul “Bermain di Taman Kota”. Merupakan hasil kolaborasi antara tim penulis Tuli Mendongeng, Konjen Australia, Yayasan Semesta Rumah Kita dan FSRD ITB.
Buku ini menceritakan tentang anak dengar dan anak Tuli yang bermain-main di taman kota. Terkait dengan teknik pembagian buku, Metta menyampaikan bahwa pembagian buku ini diawali dengan open donasi.
Setelah donasi terkumpul, mereka mencetak sebanyak 170 eksemplar buku dongeng berbahasa isyarat dan membuka pendaftaran bagi calon penerima yaitu orang tua dan guru SLB. Calon penerima buku dongeng juga difasilitasi dengan workshop.
“Workshop ini kita adakan untuk memaksimalkan penggunaan buku dongeng berbahasa isyarat. Selain itu kami juga dapat berbagi pengalaman mengenai pemanfaatan buku tersebut agar dapat meningkatkan literasi anak-anak Tuli,” terang Metta.
Workshop buku dongeng berbahasa isyarat sendiri telah terlaksana pada 12-13 November 2022. Saat ini, buku dalam tahap finalisasi dan akan dikirimkan secara gratis pada calon penerima yang telah mendaftar. Sebagai pemungkas, Metta menyampaikan bahwa bahasa isyarat memegang peranan penting dalam kehidupan teman Tuli untuk berinteraksi.
Namun, tidak semua teman Tuli mendapatkan akses untuk belajar bahasa isyarat.
“Jadi semakin dini anak Tuli didekatkan dengan berbahasa isyarat, maka semakin cepat pula peningkatan perkembangan dan kemampuan yang bisa dimilikinya di masa depan,” imbuhnya.
Buku Berisi Cerita Sederhana dengan Kosakata Bahasa Isyarat Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan