Literasi Camp, Berkemah Peka Menulis

0
Dokumentasi acara Literasi Camp 4 SMKN 4 Malang di Cafe Wedhang, Tumpang. (Foto: Vranola/IP).

Malang, IP – Pagi itu, inspirasi pendidikan menemui sejumlah pustakawan remaja yang sedang berkemah di salah satu cafe yang jauh dari hiruk pikuk Kota Malang. Berbeda dengan hari libur biasanya, kali ini mereka harus tidur di tenda dengan hawa dingin dan fasilitas yang terbatas.

Pustakawan remaja ini kini berlatih menjadi pribadi yang spartan dalam segala kondisi. Tak jarang kesempatan seperti ini malah banyak diminati. Rukhan menjadi satu pelopor dari segelintir orang yang menyiapkan ide kemah ini sebagai upaya pengemba­ngan literasi. Siapa sangka, dibalik acara yang melibatkan banyak orang ini, ia mampu mewujudkan Literasi Camp di Cafe Wedhang, Kawasan Dusun Petung Sewu, Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Literasi Camp kini masuk ke acara rutin tahunan dari SMKN 4 Malang. Alasan mengadakan acara ini karena adanya upaya untuk meningkatkan kepekaan dalam menulis. Tidak harus menulis di ruangan ber-AC bahkan di tempat terbuka imajinasi anak-anak lebih tak terbatas. Melalui Literasi Camp yang diisi dengan acara talkshow, game dan agenda menulis rutin, menjadikan para pustakawan remaja lebih banyak berinteraksi dan berdiskusi.

Bisa Hidup Seribu Tahun dengan Menulis

Pustakawan Remaja tidak ha­rus menjadi kutu buku tapi berani memanfaatkan peluang. Peluang untuk bertanya, peluang untuk tampil dan percaya diri dan peluang-peluang positif lainnya. Melalui acara inilah, satu persatu harapan Rukhan terwujud untuk menuntun mereka menciptakan sebuah karya.

“Ingat kutipan puisinya Chairil Anwar, kalau mau hidup seribu tahun lagi ya harus menulis,” tegasnya.

Tak sedikit dari mereka lebih memilih puisi sebagai hasil karya tulisannya, mereka berebut mengirimkan untuk nantinya disusun menjadi buku. Kondisi seperti ini yang lantas membuat Rukhan menjadikan ruang untuk para pustakawan remaja berekspresi. Pria yang mudah ditemui di perpustakaan ini berkemauan kuat untuk menciptakan generasi yang mampu meninggalkan jejak melalui karya.

Baca Juga :

Taman Baca Teras Literasi, Berliterasi Sambil Berkegiatan

Upaya Rukhan Mengembangkan Literasi Masyarakat Lewat TBM Teras

SMKN 4 Malang Bentuk Karakter Kepemimpinan Melalui LDKS

“Kalau disuruh membaca minatnya hanya sampai situ, tapi kalau diminta untuk menulis mereka akan haus bacaan dengan sendirinya,” ujar Rukhan. Di Rentang waktu 29 Oktober hingga 30 Oktober 2022 rupanya menjadi sa­ngat berkesan bagi para pustakawan remaja SMKN 4 Malang. Pasalnya, mereka diberi ruang untuk bisa merasakan kejujuran atas rasa dalam dirinya.

Bukan hanya difokuskan kegiatan berkemah ataupun latihan bertahan segala kondisi. Melainkan mereka dibebaskan untuk merasakan keresahan dan kegelisahan dalam dirinya. Lalu diminta untuk mengekspresikannya dalam sebuah tulisan.

Memang nyatanya bukan hal yang mudah untuk mengekspresikan sebuah perasaan ke dalam tulisan, banyak kera­guan yang turut hadir. Merasa ragu dengan bahasanya, masih memikirkan ragam teknik penulisan hingga kadang ia melupakan eksistensi yang ditulisnya.

“Gapapa bingung itu tandanya mereka sedang berpikir,” tambahnya
Jika ditanya untuk harapan mendatang, Rukhan tidak ingin muluk-muluk. Ia hanya ingin anak didiknya mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki dengan mengenali dirinya sendiri terlebih dahulu. (ola)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News