Malang, IP – Kayla Nabila Altaf, siswi kelas VII MTsN 1 Kota Malang yang berprestasi dalam bidang kitab kuning. Ia bersekolah sambil mondok di Pondok pesantren Dzinnuha, Sawojajar. Tentu sekolah sambil mondok adalah tantangan tersendiri bagi Kayla. Namun, alasannya memilih ini adalah ingin menyeimbangkan antara ilmu akademik dan keagamaan.
Baca Juga :
Kemajuan Teknologi Mengubah Gaya Belajar
Revolusi Belajar! Bimbel Digital Adaptif Hadirkan Pengalaman Seru bagi Siswa SD
Dari Duta, Model, Hingga Jadi Desainer Cilik,Vano Konsisten Berkreasi di Bidang Seni
Kayla cukup berprestasi di bidang kitab kuning. Selain bisa membaca dan memaknainya, ia juga kerap mengikuti perlombaan kitab kuning dan mendapatkan juara. Terakhir, Kayla menjadi juara 2 membaca kitab kuning dalam ajang peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama Kota Malang. Saat itu dirinya membaca Kitab Sulam Taufiq. Sebelumnya, Kayla juga pernah menjadi juara 2 dalam lomba membaca kitab kuning.
Di pondok, Kayla belajar kitab kuning. Kitab ini adalah kitab gundul tanpa makna, sehingga bagi siapa pun yang membacanya harus mengerti cara membaca dan maknanya melalui ilmu nahwu sharaf. Jika dalam bahasa Inggris, nahwu sharaf sering disamakan dengan grammar.
Ia belajar kitab kuning sejak kelas I sampai III SD. Saat itu dirinya hanya belajar membaca dan memaknai. Barulah ketika di pondok, Kayla mempelajari nahwu sharaf dan lebih mengerti lagi alasan suatu kalimat dibaca fathah, kasra, atau dhommah.
Menurut Kayla, belajar kitab kuning bagi dirinya menjadi kewajiban karena ia adalah seorang muslim. Ia tak menutup mata bahwa teman-teman seusianya banyak yang lebih memilih belajar akademik dan menganggap belajar kitab kuning hanya tugas anak pondok. Padahal jika didalami lebih lanjut, kitab kuning juga banyak membahas mengenai pelajaran akademik.. Baca konten versi cetak di Tabloid Inspirasi Pendidikan Edisi 140