Malang, IP – Gubuk Tulis merupakan salah satu komunitas di Kota Malang yang berfokus pada pembuatan tulisan. Mereka memberikan bacaan-bacaan guna mendongkrak literasi.
Dari para pemuda yang suka berdiskusi dan memiliki hobi menulis, pada tangga 4 Februari 2016 Gubuk Tulis mulai terbentuk menjadi sebuah komunitas. Gerak awal dari komunitas ini adalah membuat wadah yang bisa menghimpun tulisan-tulisan dari anggota maupun kontributor dalam bentuk website.
Gubuk Tulis berjalan sesuai dengan tagline anggotanya. Yakni, menuangkan tinta-tinta keabadian. Awal mulanya dari yang suka menulis di-upload pada wordpress. Mereka ingin mengusung teman-teman yang suka literasi. “Apalagi Malang adalah kota pendidikan memiliki banyak kampus, sehingga, teman-teman yang tergabung di Gubuk Tulis ini juga berasal dari lintas kampus dan memiliki berbagai macam pemikiran” ungkap Nuril, Pimpinan Redaksi Gubuk Tulis.
Wanita yang sejak Tahun 2017 bergabung dalam Gubuk Tulis ini melanjutkan, bahwa terdapat beberapa program kegiatan yang dimiliki Gubuk Tulis yakni Jagongan, Tebar Baca, Sekolah Literasi, dan juga pembuatan konten tulisan yang secara rutin disebar melalui website dan juga media sosial. Untuk “Jagongan” lebih kepada ranah diskusi yang membahas isu-isu sosial hingga politik, dengan sasaran lebih kepada mahasiswa dan akademisi. Untuk kegiatan Tebar Baca sasarannya adalah anak-anak.
“Karena literasi tidak hanya untuk kalangan mahasiswa, tetapi juga harus dibangun sejak dini. Jadi kita memulai literasi juga untuk anak-anak melalui kegiatan Tebar Baca. Kalau masyarakat secara umum, kita edukasinya melalui konten di media sosial dengan membuat konten-konten literasi” tambah Nuril
Sedangkan untuk kegiatan Sekolah Literasi diadakan setiap 6 bulan. Tahun 2020 Sekolah Literasi ditiadakan karena masih pandemic Covid-19. Diketahui semua kontributor yang ikut serta dalam pembuatan konten tulisan di website Gubuk Tulis adalah alumni dari kegiatan Sekolah Literasi ini. Alumni Sekolah Literasi, secara otomatis langsung diangkat menjadi anggota. Sampai sekarang anggota sudah hampir 90 orang. Namun, untuk anggota yang masih aktif menulis dan menyusun kegiatan, hanya ada 10 sampai 20 orang saja.
“Kegiatan menulis di web itu sifatnya rutin.
Jadi kita rutin meng-upload tulisan teman-teman. Baik artikel, esai, cerpen atau yang lainnya. Untuk isu tulisan lebih general, mulai dari sains, sosial, hingga gender” ungkap Nuril
Disinggung terkait bagaimana program yang difokuskan khusus untuk pelajar dan guru, Nuril mengaku belum ada program khusus secara langsung bagi mereka. Tetapi, selama ini dari program kegiatan yang sudah dijalankan, seperti Tebar Baca dan Kelas Literasi, memang ada peserta yang berasal dari kalangan siswa.
Untuk saat ini fokus dari Gubuk Tulis adalah kepada kalangan mahasiswa. Karena penggerak Gubuk Tulis, sebagian besar adalah mahasiswa. Sedang tingkat literasi mahasiswa justru masih rendah.
“Selama ini belum bergerak atau membuat program khusus untuk pelajar dan guru. Kalau edukasi di sekolah-sekolah mungkin nanti kita akan berkolaborasi dengan komunitas lain yang mereka ada jaringan dan fokus ke pendidikan. Jadi nanti kita bisa saling mengisi lewat sana. Kalau kita langsung masuk ranah pendidikan tanpa ada jaringan ke sana, itu juga susah” pungkasnya. (was)