Malang, IP – Pendidikan anak usia dini menjadi awal bagi seorang anak untuk mengenal lingkungan sekolah. Tidak hanya guru, dalam hal ini orang tua juga turut memiliki peran sebagai pelopor layanan pendidikan bagi putra-putrinya.
Terdapat salah satu sekolah anak usia dini yang terletak di Malang. Sekolah mandiri pada tingkatan anak usia dini tersebut bernama PAUD Anak Ceria yang terletak di permukiman padat penduduk kawasan Sumbersari Gang 7 No 12 A.
Gedung sekolah yang berada di dalam gang ini merupakan hasil hibah dari salah satu orang tua alumni. Hal tersebut berawal dari sekolah Bina Keluarga Balita (BKB) yang hampir 13 tahun tidak memiliki gedung belajar yang tetap.
“Dulunya kami pindah-pindah. Kadang di Rumah Pak RW, kadang juga di rumah wali murid,” ungkap Rahman, Kepala PAUD Anak Ceria.
Baca Juga :
Bupati Malang Siap Perjuangkan Bantuan bagi PAUD dan TK
Upaya Merawat Literasi dengan Perpustakaan Keliling
Wanita yang sering dipanggil bunda ini mengaku, tidak mudah bertahan untuk menjadi seorang guru. Ditambah latar belakang Rahman yang dahulunya hanyalah kader Posyandu. Namun seiring berjalannya waktu, ia mampu bertahan selama 16 tahun.
Kegigihan Rahman tersebut, menjadikan orang tua alumni PAUD Anak Ceria menghibahkan tempat tinggalnya. Sekolah yang berdiri sejak 2006 ini, kini telah memiliki sebuah gedung tetap dengan tembok kokoh dan atap yang aman.
“Kita mulai menempati gedung ini tahun 2019, berarti sudah hampir 5 tahun,” tambahnya.
Rahman, seorang guru yang penuh senyum ini menjelaskan bahwa gedung tersebut tidak hanya sebagai tempat bersekolah. Lebih dari itu, gedung menjadi tempat yang bermanfaat. Pasalnya gedung juga menjadi penyuluhan bahkan pelatihan bagi anggota bina keluarga balita yang dilakukan 2 bulan sekali.
Kini telah tercatat sebanyak 31 siswa yang terdaftar dan terbagi di kelas besar dan kelas kecil. Banyaknya siswa ini juga masih perlu adanya perhatian, terutama bagi orang tua.
Sekolah yang termasuk golongan mandiri ini tidak ada campur tangan dari pihak mana pun sehingga mereka hanya mengandalkan SPP.
Dengan raut wajahnya yang hangat, ia menjelaskan kembali bahwa tidak bisa dipungkiri pembayaran SPP inilah yang menjadi pemasukan utama untuk biaya perawatan gedung dan juga gaji para guru.
Antusias Belajar Perlu Dukungan Media Pembelajaran
Sekolah tanpa donatur yang didominasi siswa kawasan Sumbersari ini sebenarnya memiliki antusias yang tinggi dalam belajar. Wanita itu juga membenarkan hal tersebut. Namun antusias belajar perlu pendukung seperti media pembelajaran. Keterbatasan tersebut menjadikan pembelajaran dilakukan seadanya.
“Anak-anak usia dini sebenarnya butuh media pembelajaran yang riil, yang nyata. Namun, kita untuk melengkapinya butuh dana yang riil juga,” imbuhnya.
Ia berharap sekolah mandiri ini nantinya benar-benar mandiri. Baik dalam manajemen maupun pengelolaannya. Agar nanti ada yang benar-benar melirik bahwa sekolah di dalam gang pun tidak kalah bagusnya.
Upaya-upaya ini tentu dengan memberikan jasa yang maksimal dengan menyediakan guru yang berkualitas dan mumpuni pada bidangnya, serta mengupayakan anak didiknya turut berpartisipasi pada setiap lomba. Tak jarang dari mereka pun sering menyabet piala kemenangan Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan