Wadahi Anak Ekspresikan Diri, Omah Maos Tekankan Proses Ketimbang Hasil

0
Foto : Dokumentasi kegiatan di Omah Maos.

Kab Malang, IP – Meski menawarkan berbagai dampak positif yang menguntungkan, globalisasi juga membawa beberapa dampak negatif. Salah satunya mengubah anak-anak cenderung nyaman bermain gadget dibanding harus melakukan kegiatan lainnya.

Guna meminimalisir dampak tersebut, bagai lentera yang menerangi malam, Omah Maos berusaha memberikan waktu dan tempat bagi anak-anak untuk mengekspresikan ide. Project yang berdiri pada Januari 2022 di Desa Ketindan, Lawang ini tidak hanya sebatas berlokakarya. Melainkan untuk pengembangan rumah baca serta tempat anak-anak belajar dan mengembangkan minat bakatnya.

Pada penerapannya, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kebudayaan dan lingkungan ini tidak serta merta menyusun project. Namun, melalui tahap observasi untuk mengetahui apa kebutuhan masyarakat.

Baca Juga :

PAUD Anak Ceria Kini Punya Gedung Belajar Sendiri

Tunjang Literasi Anak Tuli, Sahabat Pipi Merah dan Tuli Mendongeng Bagi Buku

Bermain dan Belajar Gratis di Perpustakaan Anak Madani

Levita Damaika, Penanggung Jawab Project Omah Maos menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan dilakukan rutin dua minggu sekali tiap bulannya. “Kegiatannya dilaksanakan di hari Minggu,” tegasnya.

Project yang dinaungi oleh Yayasan Lintas Batas ini merupakan kolaborasi dengan para pelaku kesenian. Dengan fokus mempertemukan anak dengan program kebudayaan dan lingkungan. Namun pada penerapannya, anak tidak diberatkan pada hasil melainkan pada prosesnya.

Benar saja, di tengah arus globalisasi semua dituntut untuk cepat. Pun demikian dalam proses kegiatan belajar. Jika anak-anak ditekankan pada hasil, mereka akan dianggap pintar ketika mendapat nilai yang sempurna. Padahal, proses mereka dalam mengerjakan atau menyelesaikan hal tersebut lebih penting dari pada hasil akhir.

Konsep itulah yang terus diterapkan di project Omah Maos. Mereka menginginkan anak-anak memiliki pengalaman seni yang berkesan. Tidak hanya dalam ingatannya saja, namun juga dalam perasaannya.

Levi percaya, anak-anak yang memiliki pengalaman berkesan tentu sudah melewati proses panjang. Project Omah Maos tidak pernah memberikan batasan pada anak-anak berekspresi. Mereka diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengeksplorasi kemampuan seninya.

“Anak-anak bisa berekspresi dengan leluasa. Dari mereka leluasa berekspresi akan muncul ide imajinasi yang kadang di luar tebakan kita,” tutur Levi. Baca konten selengkapnya di Tabloid Inspirasi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News